Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Productive Discussion

بسم الله الرحمن الرحيم  Alhamdulillah hari bisa diskusi tentang bisnis dengan umafat. Hasil perenungan kemarin-kemarin dan debat online sama doi, emang saya bangun kembali motivasi dan semangat saya untuk mengusahakan akhirat. Memang banyak jalan yang bisa saya tempuh dan ada beberapa step yang mesti saya lalui : Menjadi istri yang mandiri dan produktif (simC, bisnis, konsultan) Mendalami kembali ilmu agama, menerapkan dan mengusahakan penerapan dengan kesadaran penuh! Sadari bahwa hidup hanya sandirwara, akhirat selamanya. Sadari! berdiam diri hanya akan merusak pikiran, iman, dan perilaku! Pelajari cara utuk merendah dihadapan suami, demi untuk menghormatinya dan mendapatkan ridho'NYA  Percakapan kami, insya Allah produktif karena sama memposisikan diri sebagai pendengar yang baik. Memberikan respon secukupnya dan lebih sering mendengar. Memang kebutuhan saya pun banyak untuk bicara, namun diskusi tadi Hani yang punya panggungnya dan saya harus mau menghormatinya. E

Fully Awake!

بسم الله الرحمن الرحيم   Ia mengingatkanku kembali, betapa 'hancur' kata suamiku begitu berarti.Dalam tulisannya #ngahulengberkualitas, "Padahal kita harusnya inget ada ayat yang bilang 'Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)' Standar hidup : 1. Maju terus 2. Jalan ditempat 3. Jalan mundur Pastinya dari ke-3 itu saat ini aku berada pada posisi ke-3, the worst me! Saat tubuhku Allah kasih begitu sempurna, ingatanku masih berfungsi, pikiranku jernih tidak gila, sumber dayaku dimana-mana. Hanya kenapa diam saja? Ia menyadarkanku betapa merasa dan melakukan 'risk avoider' yang selalu kulakukan jutru memasukkanku pada kategori terakhir. Aku selalu berusaha keras membangun mental korban, sehingga tiada satupun makna dan pembelajaran hidu

Me to your Quotes

بسم الله الرحمن الرحيم  “You only live once, but if you do it right, once is enough.” ― Mae West   "Banyak Orang Gagal bukan karena melakukan kesalahan, namun justru karena mereka tidak konsisten untuk mengejar impian terbesarnya." - Anonim “Effective leadership is putting first things first. Effective management is discipline, carrying it out.” - Stephen R. Covey   “Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away.” -Maya Angelou “Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” -Mahatma Gandhi

Mental Korban dan Mental Instan

Kata-kata Bupon di Anniv KIMI 2018 hari ini, bahwa untuk menghilangkan mental korban dan mental instan itu butuh perjuangan berat. Aku juga berpendapat sama, karena memang kedua mental ini seperti menghancurkan. Menghancurkanku dari dalam, dari mindset, behave, and almost everything. Hubunganku dengan orang terdekat jadi terganggu, kewajibanku mengayomi yang lebih jadi terusik dan jatuh pada antipati daripada simpati. Sebenarnya suamiku salah seorang yang ngelopekin kurangnya diriku ini. Ia bilang aku saat ini sudah sangat sangat hancur, hancur dibandingkan diriku yang dulu karena : Karakter apatis Mental korban dan instan Persistent dalam unproductive activity Awalnya aku tidak mengerti mengapa ia (doi) begitu maksa membuatku kembali produktif seperti sampai sebelum menikah. Kemudian aku sadari bahwa 'mental korban dan instant' ini sudah dimulai sedari lama. Sedari diri ini selalu merasa dianaktirikan oleh orang tua kandung sendiri. Desktruktif yang tidak kusadari du

Membentak, adakah rasa sayang didalam ya?

بسم الله الرحمن الرحيم Baru Ku ungkapkan kemarin malam, bahwa aku tidak suka dibentuk. Terutama di depan umum atau didepan saudara jauh. Aku merasa diperlukan didepan mereka saat suamiku merasa 'biasa'  dan 'wajar' saja untuk membentak. Hari ini ia melakukan hal yang sama.  Masalah sd card yg hilang, ia lantas menanyai sambil berteriak-teriak, dan cenderung memarahiku karena sudah menghilangkan barangnya kembali. Padahal aku hanya lupa menyimpannya, aku ingat pernah menyimpannya. Kemudian aku cuma bisa menelan ludah, dan mencari.  Alhamdulillah ketemu, artinya bentakkan, teriakkan, dan amarah ya diperuntukkan untuk memuaskan hawa nafsu pribadinya untuk mempermalukan ku didepan umum. Siangnya aku tidak banyak bicara, hanya berpura-pura biasa, padahal kesal ya minta ampun. Ya Allah bagaimana cara agar aku bisa menyampaikan aspirasiku, permintaan untuk mendapat kelembutan darinya tanpa diintimidasi

Down Maker

بسم الله الرحمن الرحيم Harapan ku dulu memang terlalu berlebihan Berharap diri akan lebih baik Berharap dengannya diri mampu lebih banyak peduli dan menghargai diri sendiri Nyatanya, tidak.  Perbincangan dan diskusi kami selalu berujung pada penguatan Kekurangan ku, kebodohan ku, hampir keseluruhan mengenai borok diriku Ia selalu mengeluhkan kurangku, jarang sekali membahas kelebihan sama selali Menurutnya aku ini spésiés gagal tumbuh Gagal menatap dan menataasa depan Bentakannya selalu mengingatkanku akan Kekesalannya padaku Pada perilaku burukku yang tidak mampu diterimanya Pada karakter burukku yang menurutnya borok dan berbau Hancur diriku Mentalku Dirimu seperti diobrak abrik Aku merasa gagal sebagai manusia Aku merasa hina Aku merasa tiada lagi yang bisa kupertahanku untuk terus bersamanya Karena obrolan dengannya membuatku hancur berkeping Sosok burukku terekspos jelas Seolah tiada sedikitpun bagian diriku yang patut dibanggak

Wejangan suami #1

بسم الله الرحمن الرحيم Ia mengungkapkan bahwa kekesalannya padaku karena diriku yang tidak mau berusaha dan hanya bersikap pasrah, sedangkan keinginanku setinggi langit. Banyak hal ia paparkan betapa menyesalnya jika aku menyia-nyiakan setiap hari tanpa berusaha. Keinginannya aku mampu mengaktualisasikan diri semaksimal mungkin, dan juga berwirausaha. Ia mengatakan aku bebal karena tidak juga menjalankan langkah-langkah mudah menjadi orang sukses versi dirinya dan aku seringkali membohongi diri sendiri. Aku terlalu pasrah menghadapi dan menjalani kehidupan ini dan sama sekali tidak mau berusaha. Kekuranganku yang tidak ku sadari : Terlalu pasrah (negatif) Pemalas Bebal, susah diberi nasehat Tidak mau berusaha keras Tidak bisa memanfaatkan resource & advantage yang dimiliki Hampir tidak pernah mengevaluasi diri sendiri, baik itu rumah tangga maupun parenting Tidak mampu menyelesaikan planning sendiri Tidak jujur dan disiplin pada diri sendiri Tidak m

Mampir Sekejap Saja

بسم الله الرحمن الرحيم  Dia.. yang sempat mampir dalam kehidupanku Dia.. yang terus menerus membisikkan namaku dalam diam Dia.. yang menganggap diri ini luar biasa Sempat sosoknya pernah mampir dalam sekejap pikiran dan hariku Pernah ia, terus menerus berada dibenakku tanpa izinku Pernah pula ia, mengangguku meski sosoknya tidak terlihat sama sekali Namun kini, ia bagian dari masa laluku Kehadirannya dalam sekejap hidupku memang moment yang terjadi secara alami, mengalir namun merasuk terus kedalam fikiran Oleh sebabnya, ku yakinkan diri ini bahwa kehadirannya dalam benakku adalah salah dan ku berusaha sangat keras mengalihkan dan me remove segala sosoknya dalam keseharianku Namun proses ini kemudian dikacaukan kembali dengan dirinya yang menoleh balik memandangiku dari kejauhan Efek pandangan yang berbahaya.. Gerakan matanya selalu mengikuti kemana dan dimana pun ku pergi Rasanya seperti dicengkram erat tidak boleh terlepas Bahkan kesan yang ia b

He's The One

بسم الله الرحمن الرحيم  Proses pencarian yang kulakukan, terus menerus, tiada pernah lelah sambil terus merayu Allah untuk mempertemukanku dengan ia, yang paling kubutuhkan , bukan kuinginkan , yang paling Allah ridho’i untuknya membersamai kehidupanku selanjutnya. Ia yang memiliki sesuatu yang tidak mampu ku dapatkan dari sosok lainnya. Hanya ia, yang Allah hadirkan dengan segala hal kompleksitas mengenai diri dan pemikirannya. Dia yang akan hadir dalam hidupku yang sederhana ini. Sederhana yang dimaksud adalah tetap diam berada di posisi safe zone dan terpenjara dalam mental blocking ini itu yang sebenarnya tidak perlu. Pertemuan dengannya seolah seperti uluran tangan untuk berhenti terpenjara dalam safe zone kehidupan dan mulai bangkit berdiri di kenyataan hidup yang sebenarnya. Bisa disimpulkan, aku dengan mental yang lemah, bertemu ia dengan mental kuat. Menurut seniorku yang sempat mengenalnya, sosoknya adalah seseorang yang tidak takut apapun dan siap untuk ta

Emosi Sesaat

Lagi-lagi karena emosi sesaat, keinginan untuk diterima diperhatikan lebih. Menyebabkan keluar kata-kata menyakitkan. Tetiba materi pertama bunda sayang #4 adalah komunikasi produktif. Katanya, nalar & emosi itu berkebalikan. Memang, itu yang saya rasakan kemarin malam. Meski yang ditangkap akhirnya jauh lebih menyakitkannya. Padahal karena kelemahan saya menyusun kata terbaik agar terdengar tidak menghakimi. Innalillahi wa innailaihi rajiun. Saya mengingat-ingat kembali masa lalu yang saya sia-siakan dengan tidak memperlakukan orang lain sebaik mungkin. Saya kurang menghargai dan menjaga kedekatan sehingga tidak memiliki teman yang benar-benar dekat. Sedih. Lalu baru saja tadi malam saya melakukan kesalahan kepada suami. Emosi saya terpercik ketika sekali lagi saya mendengar kata-katanya. JIJIK karena keegoisan saya yang taunya hanya meminta, tidak menuruti. Kata tersebut memang terasa begitu berlebihan menurut saya, tapi bisa digunakan kata 'nyebelin' atau 'gemes

House Course

Ramadhan kan berakhir... Prt minta pulang kampung... Otomatis, kerjaan rumah or house course kudu dihandle ku abdi. Yes, than i dream when i didn't not do the house course. Then my mother-in-law will do or noone will. Pemandangan terburuk adalah suasana dapur yang amburadul, menjijikan, jorok, cairan, kotoran sisa makanan, kotoran limbah sayuran dan makanan yang akan dimasak menumpuk. Lalat, tikus, kecoa dimana-mana. Aku sangat tidak tahan. Lebih baik aku cicil sedikit-sedikit dan melakukan sesuatu agar aku tidak sampai melihat pemandangan terburuk yang pernah aku lihat didapur. Entah mengapa adik iparku malas mencuci piring dan alat masak bekas ia pakai. Daripada pmemikirkannya lebih baik aku dahulukan action, mencegah pemandangan menjijikkan hadir dirumahku. Aku sangat tidak tahan dengan sampai, cairan menapung, curut, tikus dan semua hewan yang berkumpul saat ada limbah. Terutama limbah rumah tangga yang tercampur aduk seluruhnya, tanpa bisa dipilah-pilah. Cucian yang sang

Arti Bahagia

Dulu, saya kira pernikahan bisa membuat saya bahagia. Melalui dinamika kehidupan bersama berlandaskan iman dan cinta, mungkin akan menjadi syurga dalam rumah tangga Namun rasanya saya merasa banyak ketidakbahagiaan, untuk hal sederhana saja. Sulit rasanya merasanya ketenangan dan kelegaan telah berjuang bersama. Saya merasa selalu berjuang sendirian. Meskipun memang keadaan kami, tapi kesendirian saya terus menerus berlangsung hingga kini. Ternyata hanya menjadi ibu rumah tangga pun sama sekali bukan kebahagiaan bagi saya. Saya mengalami tekanan dan tuntutat dari berbagai fihak, pun dari diri saya sendiri. Hidup saya hampa tanpa tujuan. Ya memang dikepala saya, banyak tujuan yang bisa diraih saat memiliki kedudukan dan uang. Tapi aslinya memang lebih banyak dari itu, bukan hanya keduanya itu. Hal lain pun saya miliki tapi saya tidak punya kepercayaan diri untuk membangun sesuatu, untuk bertukar dengan orang lain yang bisa menjadi lingkar luar hidup saya. Saya merasa hampa, tertekan

Politik Keluarga

Kemarin aku mengalami baper parah. Saat suami mengingatkanku untuk bisa lebih memperhatikan utuns, terutama ketika mamah sedang ada dirumah. Awalnya aku menolak faham dan sedikit kesal, karena aneh saja, kenapa suasana keluarga harus penuh dengan menjilat dan saling membaguskan posisi dihadapan orang yang dituakan atau dihormati. Memang sudah sepantasnya kita menghormati orang tua, tapi rasanya salah kalau hal tersebut adalah politik dalam keluarga. Rasanya hati kecilku masih saja menolak hal tersebut. Rasanya jika bermain 'politik' dalam keluarga itu seolah hubungan keluarga itu tidaj begitu erat, tidak begitu saling mengerti sehingga sampai membutuhkan peran menjilat dan saling menjatuhkan yang lain. Kalau sistemnya saling menjatuhkan, bukankah bukan rasa sayang yang dibangun, tapi persaingan dan seni menjilat siapa yang paling meyakinkan. Tiada rasanya ketulusan dalam sistem tersebut, entah mengapa, suami merasa nyaman dan harus melakukan hal tersebut di dalam keluarga. A

My Children My Booster

Anak itu berkah dan ujian.. Kadang lucu sekali, kocak pisan tingkah lakunya Kadang membuat loop tiada henti atau rewel dengan keinginannya yang tidak jelas Semoga bisa tetap istiqomah mendidik mereka, dengan parenting nabawiyah dan hati yang ikhlas karena Allah

Testimoni 2 Tahun Pernikahan

Waktu 2 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk melalui pernikahan. Banyak hal yang bisa dilakukan selama 2 tahun. Tapi rasanya lebih banyak penyesalan dan kekecewaan dalam 2 tahun ini. Banyak kebahagiaan, namun terlalu rumit permasalahan dan mindset yang negatif sehingga menghapuskan kebahagiaan yang benar-benar ada selama 2 tahun ini. Bisa dikatakan, pernikahan menjadi pressure bagiku ketika budaya dan kebiasaan memaksaku untuk menikah. Di umur yang katanya sudah dewasa, pendidikan sudah selesai bahkan sedang menjalani pascasarjana. Adik-adik sudah menikah. Namun ternyata banyak hal yang belum sempat aku perbaiki, tenangkan dan fikirkan baik-baik bagi pernikahanku. Rasa-rasanya saat memulai untuk melangkah dengannya, suamiku, seolah ia bisa menolongku terlepas dari pressure masyarakat dan mindsetku sendiri. Aku merasa bersalah pada suamiku, yang tidak mengetahui itu. Dia tidak mengetahui betapa bobroknya diriku, mindset dan mentalku saat mulai melangkah bersama. Aku fikir pernik

Berkeluh Kesah, Bolehkah?

بسم الله الرحمن الرحيم Mengeluh adalah salah satu sisi burukku yang rasanya sangat supit dihilangkan. Namun aku hanya berani mengeluh pada orang-orang terdekat bukan pada sembarangan orang, karena kufikir kufikir tidak semua orang bisa menerima atau bahkan memanfaatkannya untuk menyerangku. Aku sadar betapa menjengkelkannya mendengar keluhan itu, aku sadar dan sedang berusaha menahan diri dalam kondisi bagaimanapun. Namun sedihnya keluhan yang aku usahakan untuk hilang dari kebiasaanku, menular pada suamiku, dan lebih naasnya lagi, keluhan yang ia ungkapkan hanya mengenai diriku.   Ia benar-benar kesal padaku, katanya dia sensi padaku karena banyak hal. Beberapa hal yang ia ucapkan berkali-kali padaku, katanya untuk membuatku sadar diri, sadar kelemahan diri. Padahal caranya itu terus menerus menekanku, menoreh luka dan memupuskan empati dan cintaku padanya. Aku egois Aku sok tau Aku pemalas Aku terlalu banyak tidur (walaupun sakit/kurang tidur krna jaga

Penyesalan Terjadi Belakangan

بسم الله الرحمن الرحيم Pasanganku...  Entah mengapa ia dengan mudahnya mengucapkan kekecewaan padaku, rasa sensi padaku, kesal dan sebal padaku, seolah ia tidak menerima kekuranganku...  Aku tau, aku orang yang sangat egois, blak blakan dalam berkomentar dan cenderung memberikan komentar negatif. Aku sadar itu. Aku pun sering mengeluh, apalagi ketika futur keluhanku semakin sering dan menggila, seolah aku mengalami kecemasan berlebihan. Me mang itu semua masalahku dan harus aku akui itu. Tapi komentar dan statement suamiku pun sering ketus dan negatif, menurutnya bahkan komentarnya bukan komentar negatif, tapi saat aku ingat ingat kembali terus terasa sesak dan enggan memahaminya.  Sikap ketusnya itu masya Allah menguji kesabaranku, seolah komentarku sama sekali tidak berharga dan sok tau, asbun dan sebagainya. Aku ingin dan harus selalu berdo'a agar Allah bisa menghubungkan kami lewat komunikasi yang hingga saat ini selalu kacau dan meninggalkan kekesalan yang

Pure Distraction

بسم الله الرحمن الرحيم Kemarin... Aku scroll down terus dan terus agar bisa melihat tulisannya. Namun berbeda kini, tak satu pun tulisan yang menyentuh. Tak satu pun lagi tulisan disana yang menceritakan aktifitas dan perlakuanku. Memang pahit rasanya jika mengalami hal itu. Namun dia harus tau yang sebenarnya... Betapa pencarianku sedari semester 6 kuliah belum juga berbalas. Tahun-tahun ku lewati dengan penuh harap dan do'a, namun Allah berkehendak lain. Ia memberiku kesempatan dan rezki untuk terlebih dulu melanjutkan studi. Studiku yang hampir usai, datangnya ia, suamiku kini dalam hidupku, seolah menjawab harap do'aku. Ragu? tentu saja, keraguan begitu besar, keberanianku seakan pupus ketika dihadapkan pada seseorang yang berani menemui kedua orang tuaku. Mereka bilang aku jahat? Atas dasar apa? Sudah jelas lika liku jodoh ini hanya Allah yang tau, bukan sekedar ingin, tapi juga diusahakan, diperjuangkan dan dipinta lewat do'a. Buka

Mrs MD's Wife

بسم الله الرحمن الرحيم Bolehkan sikit kita bagi kesan pesan ini bagi kalian, just for your information. Based on my experiance and personal opinion Jika pasanganmu dokter… Kuncinya Sabar Sabar sebenarnya adalah jawaban dan modal untuk melewati semua permasalahan agar berujung syurga Namun sabar memiliki pasangan dokter ini harus berusaha menerapkan sabar dalam segala hal. Misalkan waktu. Profesi dokter merupakan salah satu profesi dengan proporsi, tempat dan cara istirahat serta waktu bekerja yang tidak normal. Beruntunglah jika pasanganmu sudah melewati fase terberat kaderisasi dokter yaitu pendidikan. Fase pendidikan ini yaitu koass atau residen. Pada fase koass dan residen di *n*d, mahasiswa bisa bekerja nonstop 3x24 jam tanpa tidur berbaring seperti orang normal.  Dalam waktu tersebut mereka mencuri-curi waktu tidur saat bergantian jaga, sekitar 1-2 jam saat tidak hectic. Namun saat hectic mungkin ga sampai 1 jam, beberapa menit tidur berdiri bersan

Beda Zaman Beda Godaan

بسم الله الرحمن الرحيم Kalau jaman kuliah, godaannya adalah menjaga padangan dan pergaulan dengan lawan jenis. Meskipun dari penampilan sudah terlihat anak rohis, namun tidak mengurangi potensi terkena sasaran vmg. Atau mungkin justru jadi objek vmg karena dikira naif? haha. Entahlah hanya saja dulu aku hanya berusaha menikmati masa-masa pendidikan di perguruan tinggi. Mulai dari pertemanan, organisasi, kegiatan, pengalaman dan banyak lagi. Di universitas juga, aku melanjutkan tarbiyahku. Namun jujur saja, aku bukan anak penurut yang begitu saja manggut-manggut. Kadang larangan berinteraksi dengan lawan jenis sering aku anggap berlebihan. Meskipun akhirnya aku sadari bahwa hal 'berlebihan' tersebut sangat menyelamatkanku dari bahaya pacaran. Memang kisah percintaan itu begitu manis, apalagi saat bangku perkuliahan. Seolah dewasa belum namun kanak-kanak sudah terlewat. Bisa dibilang masa transisi. Alhamdulillah dimasa paling galau sedunia ini, aku selalu ditunjukkan

Dust and Trash

setau gw dari dulu, rumah tangga itu bakal selalu ngalamin berbagai macam masalah. mulai masalah yang bermula dari diri sendiri ato ato masalah yang justru datang dari pihak yang sama sekali gak disangka sangka. begitu juga yang gw alami. mulai dari ngatur prt yang sukanya ngatur rt orang, sampe adik ipar yang mulutnya pedes gila. emang satu lah kuncinya, dan gw yakin semua orang pasti bakal bisa nebak ini. sabar. cuma itu, pendek tapi berat makna dan ngejalaninnya.  gw aja susah banget buat ngejalanin sabar yang bener-bener tuh. kadang ga tahan banget dan cerita kesana kemari. padahal orang lain pun gabisa dan gak akan bantu apa-apa. cuma yah ngawang-ngawang aja bakal ngasih solusi. bener-bener kudu istigar terus terusan. range rasa egois seakan ditekan paksa, mau gamau karena emang gabisa kita bisa bertahan kalo terus menerus dahuluin ego sendiri. bakal hancur dan nyesel jatohnya. meskipun emang berat sumpah berat banget denger dan nerima perlakuan yang kurang ajar pun

Cemburu

بسم الله الرحمن الرحيم Betapa tersiksanya merasakan cemburu. Menyebalkan dan betul-betul merasa disingkirkan. Begitulah yang terfikirtdan terasatoleh batin ini. Entah memori masa kecil seperti apa atau afeksi seperti apa sehingga dia bisa berucap dan bersikap seperti itu. Mengutamakan orang lain dari kepentingan orang yang seharusnya lebih diprioritaskan. Entah otak, pertinbangan, atau efeknya yang dibesarkan oleh sosok asisten sehingga lebih menghargai asisten dibandingkan keluarganya sendiri. Benar-benar keterlaluan. Mulai sikap mencucikan piring yang jelas bukan tugasnya dan bisa dengan mudah memintaku melakukannya. Aku juga jelas ga akan menolak kalau itu maunya, kehendaknya. Tapi yang paling menyedihkan adalah, dia kasian melihat orang asing melakukannya. Sedangkan aku yang sama sekali bukan orang asing, tidak sampai diperhatikan seperti itu. Keinginan dan kepentinganku dipandang sebagai keegoisan pribadi yang harus segera ku buang jauh-jauh atau kukubur sedalam-dalamnya hing