Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Berkeluh Kesah, Bolehkah?

بسم الله الرحمن الرحيم Mengeluh adalah salah satu sisi burukku yang rasanya sangat supit dihilangkan. Namun aku hanya berani mengeluh pada orang-orang terdekat bukan pada sembarangan orang, karena kufikir kufikir tidak semua orang bisa menerima atau bahkan memanfaatkannya untuk menyerangku. Aku sadar betapa menjengkelkannya mendengar keluhan itu, aku sadar dan sedang berusaha menahan diri dalam kondisi bagaimanapun. Namun sedihnya keluhan yang aku usahakan untuk hilang dari kebiasaanku, menular pada suamiku, dan lebih naasnya lagi, keluhan yang ia ungkapkan hanya mengenai diriku.   Ia benar-benar kesal padaku, katanya dia sensi padaku karena banyak hal. Beberapa hal yang ia ucapkan berkali-kali padaku, katanya untuk membuatku sadar diri, sadar kelemahan diri. Padahal caranya itu terus menerus menekanku, menoreh luka dan memupuskan empati dan cintaku padanya. Aku egois Aku sok tau Aku pemalas Aku terlalu banyak tidur (walaupun sakit/kurang tidur krna jaga

Penyesalan Terjadi Belakangan

بسم الله الرحمن الرحيم Pasanganku...  Entah mengapa ia dengan mudahnya mengucapkan kekecewaan padaku, rasa sensi padaku, kesal dan sebal padaku, seolah ia tidak menerima kekuranganku...  Aku tau, aku orang yang sangat egois, blak blakan dalam berkomentar dan cenderung memberikan komentar negatif. Aku sadar itu. Aku pun sering mengeluh, apalagi ketika futur keluhanku semakin sering dan menggila, seolah aku mengalami kecemasan berlebihan. Me mang itu semua masalahku dan harus aku akui itu. Tapi komentar dan statement suamiku pun sering ketus dan negatif, menurutnya bahkan komentarnya bukan komentar negatif, tapi saat aku ingat ingat kembali terus terasa sesak dan enggan memahaminya.  Sikap ketusnya itu masya Allah menguji kesabaranku, seolah komentarku sama sekali tidak berharga dan sok tau, asbun dan sebagainya. Aku ingin dan harus selalu berdo'a agar Allah bisa menghubungkan kami lewat komunikasi yang hingga saat ini selalu kacau dan meninggalkan kekesalan yang

Pure Distraction

بسم الله الرحمن الرحيم Kemarin... Aku scroll down terus dan terus agar bisa melihat tulisannya. Namun berbeda kini, tak satu pun tulisan yang menyentuh. Tak satu pun lagi tulisan disana yang menceritakan aktifitas dan perlakuanku. Memang pahit rasanya jika mengalami hal itu. Namun dia harus tau yang sebenarnya... Betapa pencarianku sedari semester 6 kuliah belum juga berbalas. Tahun-tahun ku lewati dengan penuh harap dan do'a, namun Allah berkehendak lain. Ia memberiku kesempatan dan rezki untuk terlebih dulu melanjutkan studi. Studiku yang hampir usai, datangnya ia, suamiku kini dalam hidupku, seolah menjawab harap do'aku. Ragu? tentu saja, keraguan begitu besar, keberanianku seakan pupus ketika dihadapkan pada seseorang yang berani menemui kedua orang tuaku. Mereka bilang aku jahat? Atas dasar apa? Sudah jelas lika liku jodoh ini hanya Allah yang tau, bukan sekedar ingin, tapi juga diusahakan, diperjuangkan dan dipinta lewat do'a. Buka

Mrs MD's Wife

بسم الله الرحمن الرحيم Bolehkan sikit kita bagi kesan pesan ini bagi kalian, just for your information. Based on my experiance and personal opinion Jika pasanganmu dokter… Kuncinya Sabar Sabar sebenarnya adalah jawaban dan modal untuk melewati semua permasalahan agar berujung syurga Namun sabar memiliki pasangan dokter ini harus berusaha menerapkan sabar dalam segala hal. Misalkan waktu. Profesi dokter merupakan salah satu profesi dengan proporsi, tempat dan cara istirahat serta waktu bekerja yang tidak normal. Beruntunglah jika pasanganmu sudah melewati fase terberat kaderisasi dokter yaitu pendidikan. Fase pendidikan ini yaitu koass atau residen. Pada fase koass dan residen di *n*d, mahasiswa bisa bekerja nonstop 3x24 jam tanpa tidur berbaring seperti orang normal.  Dalam waktu tersebut mereka mencuri-curi waktu tidur saat bergantian jaga, sekitar 1-2 jam saat tidak hectic. Namun saat hectic mungkin ga sampai 1 jam, beberapa menit tidur berdiri bersan

Beda Zaman Beda Godaan

بسم الله الرحمن الرحيم Kalau jaman kuliah, godaannya adalah menjaga padangan dan pergaulan dengan lawan jenis. Meskipun dari penampilan sudah terlihat anak rohis, namun tidak mengurangi potensi terkena sasaran vmg. Atau mungkin justru jadi objek vmg karena dikira naif? haha. Entahlah hanya saja dulu aku hanya berusaha menikmati masa-masa pendidikan di perguruan tinggi. Mulai dari pertemanan, organisasi, kegiatan, pengalaman dan banyak lagi. Di universitas juga, aku melanjutkan tarbiyahku. Namun jujur saja, aku bukan anak penurut yang begitu saja manggut-manggut. Kadang larangan berinteraksi dengan lawan jenis sering aku anggap berlebihan. Meskipun akhirnya aku sadari bahwa hal 'berlebihan' tersebut sangat menyelamatkanku dari bahaya pacaran. Memang kisah percintaan itu begitu manis, apalagi saat bangku perkuliahan. Seolah dewasa belum namun kanak-kanak sudah terlewat. Bisa dibilang masa transisi. Alhamdulillah dimasa paling galau sedunia ini, aku selalu ditunjukkan

Dust and Trash

setau gw dari dulu, rumah tangga itu bakal selalu ngalamin berbagai macam masalah. mulai masalah yang bermula dari diri sendiri ato ato masalah yang justru datang dari pihak yang sama sekali gak disangka sangka. begitu juga yang gw alami. mulai dari ngatur prt yang sukanya ngatur rt orang, sampe adik ipar yang mulutnya pedes gila. emang satu lah kuncinya, dan gw yakin semua orang pasti bakal bisa nebak ini. sabar. cuma itu, pendek tapi berat makna dan ngejalaninnya.  gw aja susah banget buat ngejalanin sabar yang bener-bener tuh. kadang ga tahan banget dan cerita kesana kemari. padahal orang lain pun gabisa dan gak akan bantu apa-apa. cuma yah ngawang-ngawang aja bakal ngasih solusi. bener-bener kudu istigar terus terusan. range rasa egois seakan ditekan paksa, mau gamau karena emang gabisa kita bisa bertahan kalo terus menerus dahuluin ego sendiri. bakal hancur dan nyesel jatohnya. meskipun emang berat sumpah berat banget denger dan nerima perlakuan yang kurang ajar pun