Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Mengayomi

Perasaan diremehkan, diinjak, disudutkan... Sangat menyebalkan... Tak ku sangka, kesetiaan dan ketaatanku dianggap tiada, selama ini tak bermakna sama sekali untuknya. Memang bargaining posisition seorang di keluarga itu sangat dipengaruhi dengan penghasilan & jasa-jasa buat orang banyak, dimata orang banyak. Sakit rasanya mendengar hal tersebut dibahas dan berulang kali dikemukakan untuk membandingkan betapa tidak berguna ya waktu, aktifitas yang kulakukan setiap hari. Tidak berbekas sama sekali dalam membangun sinergitas kehidupan tim ini. Dahulu pernah ku berazzam untuk mengabdikan diri, bahkan kuabaikan tujuan dan mimpiku untuk berpenghasilan sendiri, menyenangkan dan membanggakan orang tua setelah ku merampungkan pendidikan. Nyatanya memang aku tidak meraih apa-apa dalam hatinya. Usahaku dianggap tidak sebanding dengan usaha yang telah ia lakukan selama ini. Ucapanku masalah perasaanku, perasaan anak-anak bagaimana mensinkronisasikannya dianggap remeh dan tidak penting. Me

Tears

Hari ini kuberusaha menelfon dia yang berada jauh disana Begitu sulitnya kini Hanya untuk mendengar suaranya saja sangat minim kesempatan, apalagi sampai bercanda mesra Walaupun hati telah dipenuhi rasa rindu Pikiran dan raga sudah ingin sekali bertemu Namun hanya sebaik pesan dan beberapa menit telfon bisa kami alami Suatu kenikmatan yang tak terhingga Meskipun kami seringkali bertengkar Sering saling menyakiti, saling mengabaikan Namun perpisahan sesaat ini begitu memilukan Aku yang terus merasa pedih karena dirinya kelelahan berlebih Dia yang juga merasa pedih, memikirkan masa berharganya dengan anak-anak yang harus terlewatkan Begitu berharganya hingga tidak bisa dibeli dengan uang Kini kami sama-sama merasakan pedih, merasakan sakit dan merasa teruji dengan fase residensi ini Bukan kemewahan yang kuingin kan, namun kebersamaan dengannya menjadi suami kemewahan bagi diriku dan anak-anakku Biarkanku mengadu padaNya Agar ia menunjukkan jalan kami Agar kami mampu bert