Penyesalan Terjadi Belakangan

بسم الله الرحمن الرحيم

Pasanganku... 

Entah mengapa ia dengan mudahnya mengucapkan kekecewaan padaku, rasa sensi padaku, kesal dan sebal padaku, seolah ia tidak menerima kekuranganku... 

Aku tau, aku orang yang sangat egois, blak blakan dalam berkomentar dan cenderung memberikan komentar negatif. Aku sadar itu. Aku pun sering mengeluh, apalagi ketika futur keluhanku semakin sering dan menggila, seolah aku mengalami kecemasan berlebihan. Memang itu semua masalahku dan harus aku akui itu.

Tapi komentar dan statement suamiku pun sering ketus dan negatif, menurutnya bahkan komentarnya bukan komentar negatif, tapi saat aku ingat ingat kembali terus terasa sesak dan enggan memahaminya. 

Sikap ketusnya itu masya Allah menguji kesabaranku, seolah komentarku sama sekali tidak berharga dan sok tau, asbun dan sebagainya. Aku ingin dan harus selalu berdo'a agar Allah bisa menghubungkan kami lewat komunikasi yang hingga saat ini selalu kacau dan meninggalkan kekesalan yang menumpuk.

Aku sebenarnya tidak tahan dan bingung, kenapa hanya padanya obrolanku dianggap tak berguna tak menarik dan masuk ke sesuatu hal yang tidak penting dalam hidupnya. 

Tapi bukan berarti aku tidak mau mengevaluasi diri, aku pun sadar, kekecewaan dan kesensianya mungkin karena pribadiku yang egois dan pemalas. Aku harus dan yakin untuk mengubahnya. Juga mindset postive dan respon pada setiap permasalahan.

Aku memang buruk dalam hal sosial, tapi aku tidak buruk dalam hal mengayomi, membujuk dan menenangkan. Meskipun itu semua tidak berguna bagi suamiku. 

Kekecewaanku pada komunikasi dengan suami selalu mengingatkanku pada dosa masa lalu dan kelalaian ibadahku kepada Allah. Sesalku selalu berakhir pada mengingat masa lalu, pada dosa dosaku sebelumnya kepada bapak ibuku. 

Aki benar-benar sedih dan menyesal, mengapa dahulu tidak berdo'a dan berusaha sekeras orang lain untuk menggapai impianku, mengapa aku mudah puas dengan hal sederhana dan mengapa aku bahkan tidak punya rencana untuk kehidupamku sendiri. Akhirnya aku kini mengeluh tentang suamiku, mengeluh tentang rezekiku yang sebenarnya selalu ada, mengeluh tentang keadaan keluarga baruku.

Tapi sebenarnyalah mental mengeluh ini yang harus kuhapuskan dari dalam diri, karena ternyata mental ini benar-benar merusak diri dan kehidupanku. Betala mindset buruk busuk ini membusukkan hati dan pikiranku yang seharusnya diisi dan digunakan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.

Aku mohon kepada Allah, agar Ia dapat membimbingku menuju jalan yang lurus. Jalan dimana aku dapat merubah diriku tanpa kufur dan munafik kepada karunia dan kuasa Allah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"