Virus Merah Jambu

بسم الله الرحمن الرحيم 

Perasaan menyukai kepada lawan jenis adalah sebuah fitrah yang Allah berikan untuk hamba-hambanya. Tapi apa jadinya jiga perasaan tersebut membuat si empunya menjadi 'hilang kendali'?

Hal ini pastilah tidak diinginkan. Karena masalah menyukai atau saling mengasihi adalah hal yang lumrah diantara umat muslim. Dalam hadist disebutkan bahwa, belum sempurna keimanan seseorang apabila ia belum mencintai saudara (muslimin dan muslimat) seperti ia mencintai dirinya sendiri. Cinta kepada sesama muslim adalah wajib karena dengan cinta, maka akan terjalin kasih sayang, kerukunan dan perhatian satu dengan yang lainnya.

Masalah dalam hal ini muncul ketika 'cinta' itu tidak dikendalikan dengan baik, tidak dibarengi dengan visi, misi yang jelas, bahkan belum sah untuk dirasakan apalagi diungkapkan. Seperti dalam bukunya Imam Al-Ghazali (Mensucikan Jiwa), cinta yang diberikan dan diperuntukkan pada seseorang yang belum halal, akan menjadi haram ketika keduanya belum halal di hadapan Allah. Ketegasan beliau senantiasa meneguhkan diri untuk kembali bermuhasabah, sebesar apa cinta ini kepada Allah dibandingkan kepada selainNya.

Mungkin jelas kiranya, nasihat senior-seniorku di SMP, ketika awal mula aku mengikuti pembinaan. Bahwa perasaan yang diumbar-umbar hanya akan menyakiti bahkan merusak kedua belah fihak. Pada mulanya, pikiran luguku bingung akan maksud dari nasihat seniorku itu. Namun semakin aku beranjak dewasa, aku sadar betapa 'berbahaya'nya jiwa perasaan itu diumbar-umbar baik dengan perilaku yang berlebihan dalam bergaul ataupun melalui kata-kata.

Seniorku menguraikan inti masalahnya, urgensi mengapa kecenderungan kepada lawan jenis ini harus dimenej dengan sangat bijak. Beliau berkata, jika saja rasa suka itu diketahui oleh lawan jenisnya, maka 'perasaan'nya itu akan merusak hati orang tersebut. Orang tersebut akan merasa disukai dan menggeserkan kekhusuan ibadahnya karena terus menerus memikirkan lawan jenisnya. Berarti benar sekali jika perasaan tidak mampu dikendalikan dengan bijak maka jadinya akan merugikan keduabelah fihak. Jika keduanya gagal mengendalikan perasaan maka yang terjadi adalah futur karena terjebak oleh bisikan syetan untuk terus menerus mendorong hati yang 'tak terkendali' untuk mengungkapkan perasaannya.

Sungguh disayangkan jika hal ini terjadi diantara para aktivis yang seharusnya disibukkan dengan beribadah dan berdakwah kepada Allah. Karena ibadah dan dakwah perlu keimanan penuh kepada Allah, bukan kepada selain Allah, apalagi dengan menggoyahkan hati aktivis lainnya.

Saya yakin hal ini telah diketahui oleh para aktivis dimanapun mereka berkarya dan bekerja. Saya harap hal ini tidak terjadi berulang kali, karena sikap ini yang lebih sering dikenal dengan 'virus merah jambu' merupakan alasan yang seringkali 'merobohkan' keimanan dengan sangat mudah, apalagi ghirah dakwah yang seharusnya dipertahankan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah