Pernikahan Itu Ibadah

بسم الله الرحمن الرحيم

Kembali pada tema yang paling sering didiskusikan di dalam setiap majelis ilmu atau silaturahim. Tema pernikahan, saat dimana ketika kedua insan disatu padukan dalam ikatan suci sesuai sunnah Rasulullah SAW. Ikatan yang menuntut komitmen, kepercayaan, keterbukaan, saling percaya dan seluruh sikap yang mendukung kebaikan dalam kebersamaannya kelak.

..Menikah.. 

Sebuah kata kerja yang bermakna ibadah, namun dilaksanakan oleh kedua pihak, seorang wanita yang dinikahi, berubah peran menjadi seorang istri dan ibu, dan seorang pria yang menikahi, berubah perannya menjadi kepala rumah tangga, suami dan ayah.

Terkadang urusan ini sering dilupakan makna sebenarnya selain kata 'cinta' yang sering disebutkan sebagai landasan pernikahan. Namun saya kembali membuka mata tentang sesuatu yang dianggap tabu bagi kebanyakan orang, namun lumrah dalam syariat islam.

Pernikahan, bukan hanya masalah cinta, harta, kedudukan, pekerjaan, harga diri, suku atau lainnya. Masalah yang terpenting tentang pernikahan yaitu merupakan definisi dari ibadah, ibadah kepada Allah, dilaksanakan di dunia untuk mendapatkan ridho' Allah di akhirat. Seperti pelaksanaan ibadah wajib yang kita laksanakan setiap hari.

Seperti yang kita ketahui bahwa ibadah akan diterima ketika dilaksanakan dengan disempurnakan. Penyempurnaan dari segi niat, pelaksanaan, kekhususan, keikhlasan, kesungguh-sungguhan dan proses yang syar'i sesuai sunnah Rasul. Itu lah seharusnya yang kita sadari bersama tentang 'hakikat pernikahan'.

Bukan seperti serial drama cinta korea, atau film televisi singkat di stasiun tv komersial, pernikahan hikmahnya jauh lebih tinggi, lebih mulia dan lebih berat ujiannya. Karena kesucian pernikahan diraih ketika ujian-ujian menuju kepadanya mampu diselesaikan dengan keimanan yang sungguh-sungguh.

Saya sudah banyak mendengar perihal pernikahan, baik teman, saudara, atau kerabat jauh lainnya. Satu hal yang saya ambil pelajaran, yang sangat berharga. Pernikahan yang merupakan ibadah, tentunya harus dilaksanakan dengan 'penyempurnaan' dari berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Karena ibadah tanpa kesungguh-sungguhan (keikhlasan) akan berakhir sia-sia tanpa ada risalah Allah yang kita perjuangkan dalam proses pencapaiannya. Sadar akan hal tersebut, bahwa pernikahan perlu persiapan, perjuangan dan jiwa mujahadah. Tanpa hal-hal tersebut maka pernikahan suci yang diharapkan akan sia-sia tanpa ada rahmat dan ridho' Allah SWT di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah