Realisasi Rasa Syukur

بسم الله الرحمن الرحيم

Dunia dan akhirat
Suatu keniscayaan untuk memisahkan antara keduanya
Kedua memiliki batasan yang begitu tipis nyaris tak terlihat
Hingga banyak dari kita bahkan menganggapnya itu tak ada

Tujuan, Proses dan Hasil
Yang diinginkan dalam urusan dunia maupun akhirat
Seharusnya berlaku sama
Ikhtiar dunia dilaksanakan secara optimis, penuh tekad atau ghirah terbaik
Namun apa ikhtiar demi mendapatkan akhirat dilakukan sama?

Renungan tentang kedua hal ini menyadarkanku betapa ikhtiar, ibadah dan urusan-urusan lain pun harus disangkutpautkan dengan pertanggung jawaban akhirat, yang seringkali dilupakan

Betapa ikhtiar untuk mencapai kemuliaan, keberkahan dan pertolongan di akhirat kelak masih saja dilupakan tanpa rasa bersalah atau rasa takut sama sekali. Padahal kehidupan sebenarnya justru akan dimulai ketika kehidupan akhirat baru akan dimulai. 

Astagfirullahal'adzin..
Semoga Allah mengampuni kelalaian kita dalam mengoptimalkan ikhtiar beribadah serta beramal untuk meraih akhirat kelak.

Saya pun mendapat tamparan tentang hal ini. Bahwa kesadaran mengoptimalkan serta menyempurnakan ikhtiar ibadah dan beramal untuk akhirat masih begitu sempitnya dibandingkan menyediakan waktu-waktu dalam berikhtiar masalah dunia. 

Astagfirullah hal'adzin..

Maka tepat sekali nasihat dari seniorku :
"Mengoptimalkan usaha kita dalam mengerjakan atau menyelesaikan seusuatu masalah adalam wajib hukumnya.
Jika kita tidak mau melaksanakannya dengan optimal maka kita akan termasuk orang yang kufur karena tidak memaksimalkan segala potensi yang telah Allah berikan pada kita hingga saat ini.
Dan karena optimalisasi ikhtiar kita merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat yang Ia berikan. "

Karena pada umumnya, orang lebih sering memaklumi kelelahannya, kelemahannya, ketidakpercaya dirinya untuk berhenti melaksanakan suatu urusan dengan maksimal.

Padahal potensi yang Allah berikan untuknya begitu sangat luas membentang, tapi yang ia berikan, yang ia gunakan hanya sepersekian kecil dari keluasan rahmat dan nikmat Allah untuknya.

Astagfirullah hal'adzin..

Sikap ini seringkali mengekang diri saya pribadi untuk melakukan usaha lebih dari apa yang selama ini saya usahakan. 

Persepsi ini membuka mata saya bahwa, segala hal yang ia miliki sekarang adalah segala sesuatu yang terbaik yang paling sesuai dan dibutuhkan olehnya. 

Maka jika ikhtiar kita belum dirasakan optimalisasinya, maka mulailah dari sekarang untuk memberikan tekad terkuat, efford terbaik, pengorbanan yang terbesar dan mendorong semua 'kekuatan' besar  yang telah Allah limpahkan untuk setiap hamba-hambanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah