Terlepasnya Iman Akibat Dosa

بسم الله الرحمن الرحيم

(blogwalking dan menemukan blog bagus :) let's see)

"Terlepasnya Iman Seorang Mukmin Ketika Bermaksiat

Nabi sallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahawasanya seorang hamba tidaklah melakukan sebahagian maksiat/zina kecuali karena hatinya lengang (kosong) dari iman ketika ia bermaksiat.

Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu Nabi sallahu alaihi wa sallam berkata:
“Tidaklah seorang yang melakukan zina ketika ia melakukannya sebagai seorang mukmin, tidaklah seorang yang mencuri di saat ia melakukan pencurian sebagai seorang mukmin, dan tidaklah seorang peminum arak ketika ia meminumnya sebagai seorang mukmin, sedangkan taubat dibentangkan sesudah itu.”
Ikrimah (salah seorang anak murid Abdullah bin Abbas radiyallahu anhu) menuturkan: 
“Aku berkata kepada Abdullah bin Abbas, ‘Bagaimanakah iman itu terlepas darinya?’ Beliau menjawab: ‘Begini’ – sambil mengeratkan jari-jemarinya kemudian dilepaskannya – Jika ia bertaubat, iman itu kembali kepadanya’. lalu beliau mengeratkan kembali jari-jemari kedua tangannya.”
HR al-Bukhari no.6809
 
(dan tambahan dari nasihat buku juga)

dari buku ringkasan tazkiyatun nufs oleh said hawa, dijelaskan bahwa:
Maksiat itu bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam hati. Maksiat hati terkadang tidak disadari saat melakukannya. Misalkan, merasakan sesuatu yang belum halal untuk dirasakan, memikirkan sesuatu yang belum halal difikirkan, menghinakan orang lewat hati, dendam, buruk sangka, iri dengki dan penyakit hati lainnya yang dapat menggerogoti iman karena keburukan-keburukannya.  

juga dari buku al-mukhtasar fi ahkam an-nazhr oleh said faudah :
Dari riwayat Imam Muslim dan Abu Dawud disebutkan yang artinya:
"Kedua tangan dapat melakukan zina. Zinanya ialah bersentuhan, Kedua kaki dapat melakukan zina. Zinanya ialah berjalan. Mulut juga dapat berbuat zina. Sedangkan zinanya ialah kecupan" 
Kesimpulannya adalah, ketika hati kosong (futur/menurunnya iman) maka besar kemungkinannya melakukan maksiat.

 Dari blog ahlussunnah :
Sebelum sampai pada maksiat (naudzubillahimindzalik) maka jauhi penyebab-penyebab zina dan sebab munculnya penyebab tersebut.
Misalnya seperti nasihat mereka (ahlus sunnah) untuk menghindari menonton televisi/ mengurangi aktivitas menonton tv karena acara tv sangatlah bebas, baik dari acaranya atau komersial filmnya. Apakah para pemainnya menggunakan pakaian yang sesuai (yang tidak menimbulkan maksiat mata) atau perilaku pemainnya dari film atau drama (apakah tidak menjadi jalan penyebab munculnya maksiat?)
Intinya ajaran ahlus sunnah mengingatkan kita untuk sangat berhati-hati dengan perilaku kita sehari-hari dan apa-apa saja yang menjadi kebiasaan kita sehingga mudah dalam menjaga hati dan pikiran dari mendekati maksiat.
Karena maksiat dapat mencakup seluruh diri kita, mata, telinga, pikiran, hati, mulut, perilaku atau bahkan baru sebatas niat saja. Termasuk memikirkan orang yang belum halal bagi kita, karena hal tersebut termasuk ke dalam maksiat di dalam hati. Naudzubillah.
 
Jadi banyak, banyaklah berdzikir/ mengingat Allah agar terhindar dari keinginan melakukan hal-hal yang dapat memunculkan penyebab maksiat. Karena Allah, Maha Melihat dan segala hal yang kita lakukan di dunia akan mendapat pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak.

Ingatlah pula untuk selalu berdo'a dan bertaubat meminta ampunan pada perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan yang tidak kita ketahui bahwa perilaku tersebut adalah termasuk mendekati maksiat kepada Allah SWT.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah