Pendamping Hidup

Salam..

Pasca kelulusan dan menuebarnya berita pernikahan dimana-mana, baik teman, kaka kelas, patner kerja dulu di organisasi dan banyak lagi. Semua berita bahagia, mereka yang telah menggenapkan diennya dan bersiap membentuk keluarga islami. Alangkah indahnya.

Iri sih mungkin, bagaimana tidak? perikahan merupakan ibadah, maka siapa yang berlomba-lomba dalam ibadah maka pahalanya lebih besar dibandingkan sebelum menikah, alangkah irinya ketika cinta suci yang telah terikat janji suci setiap aktivitasnya merupakan ibadah, bahkan senda guraunya pun ibadah, subhanallah. Fikirku bahwa pernikahan yang suci juga merupakan suatu kebahagiaan tertinggi dalam pencapaian ibadah, karena mencintai dan dicintai dalam suatu waktu merupakan keadaan yang terindah rasanya dibanding hanya mencintai saja.

Kembali lagi fikirku, bahwa pernikahan suci juga Allah anugerahkan pada orang-orang yang suci dan mensucikan diri. Tapi betapa malunya diri ini, bahkan mensucikan diri dari perbuatan yang mendekati dosa pun sering sulit ku lakukan, apalagi ketika nanti ku bersanding dengan seseorang yang harus menjaga kesucian ibadahku dan kujaga pula kekhusuan ibadahnya. Bagaimana mungkin amanah sebesar itu mampu kutanggung dengan kapasitasku yang kini hanya beberapa saja. Malu rasanya jika ditanya apakah sudah siap menikah atau tidak. Mungkin secara fisik dan kemantapan hati sudah, namun dari segi kedewasaan sikap dan konsistensi ibadah masih sangat kurang. Apajadinya jika nanti justru aku lah penyebab kelalaian dia-pasanganku-kelak jika aku belum mampu mengkonsistensikan pendirianku, ibadahku dan visi misi hidupku.

Kini belum kuketahui cara untuk mestabilkan kesemuanya itu. Mungkin tidak ada orang yang sempurna, tapi kuharap Allah mempertemukan aku dengan ia-calon-pendampingku kelak ketika aku berada pada kondisi terbaikku dalam mendekat kepadaMu Ya Rabb. Bukan ketika aku dalam futurku atau aku dalam kelalaianku. Karena pernikahan yang ingin aku bangun nanti adalah pernikahan yang dilandasi keimanan, murni hanya kepadaMu, bukan perkara lainnya biarpun kecil.

Karena salah satu cita-citaku kelak adalah membangun keluarga sakinah (terteram), mawaddah (cinta dan kasih sayang) serta warahmah (penuh berkah) insya Allah semoga Allah senantiasa menjagaku dan calon-pasanganku kelak dari dosa dan kesalahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love