Memori Skripsi

بسم الله الرحمن الرحيم 

Alhamdulillah setelah lulus tgl 16 Januari 2013, terasa biasa saja, seperti baru melewati ujian semester uas/uts saja. Rasanya tidak seperti temem-temen seangkatan yang terlihat ekspresif mengungkapkannya.

Pikiranku selalu terus berjalan, "Lalu setelah ini...". Hanya kata itu yang terus melayang-layang dalam pikiran. Belum terasa terlepas dari sesuatu, malah ngerasanya baru memulai sesuatu. Memulai keseriusan dalam menjalani takdir, mungkin itu. Karena selama ini, belum pernah menyelesaikan sesuatu dengan begitu amat serius, hanya terfikir "Ikhtiar saja dulu, tak usah berfikir yang lain". Kenapa secara ga sadar aku berfikir demikian? karena menurutku dengan berfikir masa depan yang panjang, rasanya diri ini enggan untuk segera mencapai kelulusan. Bukan karena tak mau, tapi khawatir tak mampu mencapai takdir yang lebih jauh lagi dibandingkan sekarang.

Kalo difikirkan lagi, rasanya nyali ini begitu kecil, iman pas2an dan kekuatannya yang maju mundur. Rasanya begitu lemah karena kapasitas yang terbatas, tapi khawatir juga untuk melangkah dengan kapasitas yang terbatas ini. Tapi semua itu kusadari harus kulewati, bukan terus saja kurenungi tanpa ada arti dan aksi. Yang kufikirkan sekarang hanyalah, bagaimana masa depan kan kuskenariokan, bagaimana masa depan yang ingin kujalani, apa yang harus kupersiapkan terlebih dulu.

Mungkin teman-temanku sudah lebih dulu menentukan masa depannya, tapi aku baru saja berdalami diri bagaimana aku akan menskenariokan masa depanku dengan aku yang sekarang dan dengan keadaanku saat ini.

Banyak skenario hidup yang kurencanakan. Seperti bekerja dan memiliki penghasilan tetap lalu berkeluarga. Atau melanjutkan studi dan mendaftar sebagai pengajar, kemudian berkeluarga. Atau karierku kujalankan bersama dengan kewajibanku berkeluarga. Sangat banyak pilihan skenario yang kupersiapkan selain itu, tapi sekarang, aku dihadapkan pada masa depan yang saat ini harus kujalani untuk mencapai tujuanku dimasa depan. Proses yang akan kujalani dan tanggung jawab baru apa yang harus kupertahankan dan keistiqomahan.

Skripsiku pun seperti keajaiban Allah untukku, karena selama ini aku belum mengalami keseriusan ikhtiar yang sebaik-baiknya ketika skripsi. Allah mendukung niat baikku untuk lulus dengan segera dan hal itu merupakan pencapaian terbaikku menurutku. Karena didalamnya banyak perjuangan untuk mengalahkan diri sendiri, emosi, keegoisan, ketakutan dan rendah diri yang harus selalu kudorong jauh dari jalan-jalan yang kulewati ketika mencapai kelulusan.

Alhamdulillah, dengan ikhtiar terbaik dan do'a dari orang-orang terkasih, aku berhasil mencapai kelulusan seperti yang kurencanakan dalam kegagalanku pada wisuda sebelumnya.

Kini kudihadapkan pada, langkah apa yang akan kutempuh selajutnya, masa depan terbaik untukku dan keluargaku juga dunia akhiratku. Aku ingin masa depan yang terbaik menurut Allah, bukan masa depan yang melibatkan keegoisanku atau keangkuhanku. Aku ingin masa depan yang dapat kujalani dengan perjuangan sebenar-benarnya karena Allah saja, bersih dari niat selain kepadaNya.

Bismillah, Ya Allah kabulkanlah harapan ini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love