2013, Time To MOVE ON

بسم الله الرحمن الرحيم

Salam perjuangan, salam kasih sayang dan salam keimanan saya sampaikan. 

Tahun 2013 menjadi momentum yang tepat untuk bermuhasabah diri dan keimanan. Memang bukan karena peralihan tahun saha harus bermuhasabah, tetapi setiap waktu, setiap hari dan setiap terasa munculnya eror fase. 

Alhamdulillah kemarin malam bisa mengikuti muhasabah akhir tahun di Pusdai yang diadakan oleh Republika dengan pembicara Pa Ahmad Heryawan, Ustadz miftah faridl dan Aa gym. Semoga keberadaan saya disana bisa menjadi momentum terbaik, mendekatkan diri pada Allah agar diri ini mampu membuang fase buruk dan memburukkan di tahun sebelumnya.

Inspirasi yang paling saya ingat adalah perubahan nyata pada momentum peralihan, semoga bisa optimal dan mengupgrade diri menjadi pribadi yang lebih super. Revolusi pasti harus diplanningkan untuk menghasilkan diri yang baru, yang lebih maksimal dari segi akal, fisik dan keimanan untuk akhirat melalui aktivitas selama di dunia.

Revolusi baru yang akan saya usung untuk tahun selanjutnya ada 4 hal yaitu :
1. Pantang menunda-nuda
2. Tiada hari tanpa bermanfaat dan berkah
3. Berlatih jujur pada Allah, diri dan sekitar
4. Optimalkan amalan yaumiyah

Mengapa yang pertama adalah 'pantang menunda-nunda'. Karena saya sadari bahwa yang paling terbelakang dari diri ini ketika dihadapkan pada waktu dan ketepatannya, maka revolusi saya selanjutnya yaitu tidak menunda-nunda sesuatu, karena waktu di dunia yang sangat sempit, lebih baik dimaksimalkan agar dapat mencapai persiapan akhirat yang maksimal.

Yang kedua, tiada hari tanpa bermanfaaat. Insya Allah saya akan merencakan dan melatih kemampuan saya dalam mengendalikan waktu, agar hidup saya lebih bermanfaat dan berkah sesuai perintahnya dan tentu saja untuk menghindari kemungkinan mendekati laranganya, bismillah. Ya Allah kuatkan tekad ini.

Ketiga, berlatih jujur. Dari tausyiah muhasabah kemarin, yang paling sulit dilakukan hamba Allah adalah jujur. Maka mulai saat ini saya akan berlatih untuk berperilaku jujur pada Allah, diri sendiri dan orang lain.

Keempat, disebutkan dalam tausyiah bahwa bukti keimanan kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah berlelah-lelah dalam ibadah. Karena kelelahan kita yang didasari ikhlas kepada Allah, dapat menjadi bukti keimanan dan kecintaan kita kepadanya, serta bentuk rasa syukur kita terhadap seluruh karunia yang telah Ia berikan. Maka halauan pertama untuk melaksanakan ini adalah bisikan syetan untuk menunda dan bersantai saja selama belum ada kondisi yang mengharuskan kita mendekat dan terus mendekat kepada-Nya. Audzubillahiminasyaithanirrajim.

"Ya Allah berikanlah pentunjuk dari petunjuk yang engkau sampaikan padaku, bukakanlah pintu qalbu ini untuk mengimaninya, memahaminya dan mampu istiqomah melaksanakannya dengan niat sepenuhnya hanya karenaMu, mengharap ridho dan karuniaMu. Bersihkanlah diri ini dari niat-niat dari selain kepadaMu serta kuatkanlah keimanan ini untuk mampu mempertahankan diri dari dosa dan penyimpangan kebaikan melalui niat-niat yang buruk dan ketidakikhlasan kepadaMu. Aaamiin. Subhakallahumma wabihamdika asyhadu allla illaha illa anta astagfirka wa 'atubu ilaik."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love