Risaalatu ilal Mutahaabbaini minasy Syabaab

Judul              : Menuntun Cinta Menuju Surga
Penulis           : Dr. Nazhmi Khalil Abu Atha'
Tahun terbit  : 1425 H/2005 M

 Assalamualaikum. Sekedar ingin berbagi.. :)

Buku ini adalah oleh-oleh dari bazar buku bandung yang diadakan bulan februari lalu. Saat itu saya ragu tentang isinya dan penjelasan di dalamnya khawatir hanya membahas masalah cinta dari sisi pribadi atau sekedar konsumsi remaja saja. Nyatanya tidak, buku ini menjelaskan cinta dari berbagai segi dan aspek, bukan hanya hubungan cinta kepada manusia seperti orang tua, saudara atau lawan jenis tetapi menjelaskan tentang manejemen cinta kita kepada Allah, Rasulullah dan sahabat-sabahat Rasulullah agar kita bisa mengambil pelajaran yang baik.

Kutipan-kutipan dari buku:

Pendapat Ibnu Qayyim Al Jauziyah tentang cinta:
"Cinta adalah kehidupan bagi hati dan nutrisi bagi ruh"
Artinya hati tdk merasakan kelezatan, kenikmatan, kebahagiaan dan kehidupan kecuali dengan cinta. Seandainya hati kehilangan cinta maka deritanya lebih besar daripada derita mata yang kehilangan cahaya, telingan yang kehilangan pendengaran, hidung yang kehilangan penciumannya dan lidah yang kehilangan ucapannya. Masalah ini tidak diakui kecuali oleh orang yang merasakan kehidupan dengan cinta.

Dalam kitab ad-daa'u wad dawaa'u: cinta kepada wanita itu ada 3 bagian yaitu,

1.Cinta yang berarti taqarrub/ mendekatkan diri kepada Allah dan
2.Taat kepada Allah > cinta kepada istrinya
Cinta ini adalah cinta yang bermanfaat karena lebih mengarah pada maksud disyariaatkannya menikah oleh Allah swt dan lebih menahan pandangan dan hati selain kepada istrinya
3.Cinta yang diperbolehkan > cinta kepada wanita cantik saat tidak sengaja melihatnya. Tetapi akan lebih baik juga ketika ia menyembunyikannya untuk menjaga kehormatannya dan bersabar serta penjagaan terhadap kehormatannya karena Allah

Beliau juga berkata, "Cinta yang terpuji adalah cinta yang bermanfaat, yaitu cinta yang bisa membuat orang yang merasakannya melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupa dunia dan akhiratnya. Cinta seperti ini adalah pertanda kebahagiaan. Sedangkan cinta yang berbahaya adalah cinta yang membuat orang bersangkutan melakukan sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan dunia dan akhiratnya dan hal ini adalah tanda kesengsaraan"

Seperti kisah Laila Majnun, yang keduanya saling mencintai tapi dengan cara yang berbeda. Majnun mencintai Laila dengan mengungkapkannya, memberitahukannya sehingga menyakiti dirinya sendiri karena cinta tersebut, tetapi cintanya tidak sebesar cinta Laila kepadanya. Cinta Laila yang tersembunyi, terjaga rapi menjadikan cintanya lebih besar dibandingkan cinta Majnun kepada Laila.

Makna dari kisah tersebut,
Jangan sampai cintanya merusak hubungan antara dirinya dengan Allah dan untuk menghindari terjadinya perbuatan haram antara dirinya dan orang yang dicintainnya.Inilah cinta generasi salaf yang mulia dan cinta para imam.

Kalian adalah putra umat yang Rasulnya diutus untuk menyempurnakan akhlaq dan agar Allah menyempurnakan agamanya serta menutup risalahNya kepada hamba-hambaNya di bumi." Intinya kita diajak untuk memposisikan cinta kita pada posisi dan kadar yang seharusnya sehingga cinta tidak menjadi jalan menuju kesesatan atau kegelapan kerena tidak dikendalikan dengan bijak dengan cara islam.

Cintailah sebagaimana kalian saling mencintai, rindulah semau kalian, kasihilah dengan segenap kemampuan yang ada dan silakan rela berbagi dengan pasangan sebisa mungkin asalkan cinta tersebut harus selaras dengan ketentuan syari'at dan diterima di kancah kehidupan di muka bumi. Aplikasi cinta kalian harus berbeda dengan pemuda lain yang ada di dunia ini

Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan mencegah karena Allah, maka ia sudah menyempurnakan iman" (Dishahihkan oleh Al-Albani)

Cinta kita adalah untuk membangun rumah tangga yang diharumkan oleh sikap 'iffah'/menjaga diri dari perbuatan dosa, dibersihkan oleh kesucian dan ibadah dan diterangi oleh cinta kasih.

Pernikahan adalah cara mulia dan bersih untuk menunaikan kecenderungan alami yang dalam kepada lain jenis. Oleh karena itu, rintangan sosial dan ekonomi harus dihilangkand dari sungai pernikahan agar air kehidupan bisa mengalir di atas fitrah dan keluasannya

Jadikanlah cinta kalian berujung pada pernikahan yang syar'i dengan tujuan yang baik, membangun keluarga islami.

Hubungan pria dan wanita yang menjadi fitnah melalui lisan/membicarakan sesuatu yang tidak jelas asal mulanya karena keduanya memiliki suatu perasaan lain kepada lawan bicaranya:
"Jika kalian bertaqwa maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga orang-orang yang berpenyakit (hati) di dalam hatinya berkeinginan dan ucapkalah perkataan yang baik" (QS Al-Ahzab:32)

Fitnah lisan memiliki banyak cabang yang berbeda-beda. Dalam setiap cabangnya khianat hati selalu ikut berperan. Seorang wanita dan pria sama-sama dilarang menyebarluaskan rahasiannya kepada orang lain, karena perbuatan tersebut berarti menyebarluaskan kekejian dan membujuk kagum hati. Cinta dan mencintai itu tidak dilarang, tapi harus diwaspadai dan dikendalikan karena dengan cinta ini kalian bisa terjebak dalam tipu daya setan.

Islam tidak melarang cinta, tetapi islam melarang kita melampaui batas karena cinta dalam bentuk apapun, baik pendengaran, ucapan, maupun sentuhan tidak diperbolehkan sebelum halal bagi keduanya.

Dalam HR. Thirmidzi, bab Adab no.2777 dan Abu Dawud bab Nikah no.2149:
"Wahai Ali, Janganlah kau ikuti padangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan yang pertama adalah bagimu dan padangan yang kemudian bukan bagimu"

Pandangan saja harus dijaga dengan adab-adab yang baik dan benar, apalagi hubungan aktivitas antara pria dan wanita sehari-hari.

Mencintai seperti cinta Ummu salamah kepada Abu salamah yang sangat mulia, hingga Abu salamah meninggalkannya dalam kasih sayang dan limpahan cinta. Cinta yang menguatkan penghormatan islam terhadap cinta dan orang yang mencintai.

Cinta suci wanita suci, Sayyidina Khadijah. Beliau seorang istri yang cemerlang, melindungi suami, membantunya dan mengingatkan beliau dengan kebaikan ahlaqnya. Senantiasa menasehati beliau ketika Nabi merasaka ketakutan saat pertama kali menerima wahyu Allah. Beliau berkata kepada Rasulullah, "Sekali-kali Allah tidak akan menghinakan engkau selama-lamanya. Engkau senantiasa bersilaturahmi, berkata jujur, menanggung beban orang lain, memuliakan tamu dan membela yang benar"> HR.Bukhari bab Imam no.160

Nasehat dan peringatan bagi saudaraku muslim dan muslimah:

1.Sejak masa pinangan kedua pasangan harus mengkomunikasikan dengan baik cara-cara untuk menyelesaikan masalah dengan baik, menggunakan pendekatan agama dan pengendalian diri untuk menyelesaikannya bersama-sama dengan bijak dan harapan untuk mencapai solusi yang tepat
2.Berusahalah jujur dalam segala hal. HR.Bukhari mengatakan: sesungguhnya kejujuran menuntut jalan kebaikan dan kebaikan itu menuntu pada syurga.
3.Jagalah rahasia hidup kalian berdua sampai terhadap orang terdekat kalian sekalipun. Jadikanlah sekitar rumah kalian sebagai pagar kehormatan dengan tidak mengumbar rahasia kalian melampaui batas keluarga kalian berdua.
4.Ketika ada keluarga yang meninggal usahakanlah untuk tidak membebani diri dengan kesedihan yang berlebihan dan terus menerus.
5.Senantiasa bersabar dan mendirikan shalat (QS Al-Baqrah:45).
6.Memelihara cinta kalian berdua setelah pernikahan. Jagalah cinta kalian sebelum melalui pernikahan karena cinta itu bisa berubah menjadi api cinta yang akan menghancurkan sang pemiliknya. Jagalah cinta kalian dari penyakit hati, biasakanlah berhusnudzon dan berkata dengan baik.

Nasihat seorang ibu untuk bekal putrinya kelak:
1.2.  Tunduklah kepada suami dengan qana'ah dan ketaatan
3.4.  Jagalah mata dan hidungnya. Jagalah kebersihan rumah dan seisinya dengan baik.
5.6.  Perhatikan waktu tidur dan makannya.
7.8.  Jagalah harta dan keluarganya. Aturlah keduanya dengan cara yang baik.
9.10.Jangan membangkang terhadap perintahnya selama tidak melanggar syari'at, jagalah rahasianya dengan bijak.
- Janganlah engkau menampakkan kegembiraan di hadapannya, ketika ia sedang bersedih dan sebaliknya.

Tipe-tipe istri shalihah:
1.Istri yang mendidik anak-anaknya sendiri tidak menyerahkannya kepada orang lain.
2.Istri yang menerima dengan lapang dada rejeki yang diberikan Allah kepadanya dan kepada suaminya.
3.Istri yang berhias dengan akhlaq mulia, terjaga ucapan dan kata-kata yang selalu indah.
4.Istri yang memperlakukan suaminya dan kerabat suaminya dengan baik.
5.Istri yang menghormati perasaan suaminya.
6.Istri yang senantiasa berterima kasih dengan kebaikan suaminya.
7.Istri yang melakukan segala sesuatu atas izin suami.
8.Istri yang bergaul dengan suaminya dengan cara yang baik.
9.Istri yang membantu dan mendukung suaminya untuk mencari nafkah yang halal.
10.Istri yang membantu, mengingatkan suaminya untuk taat kepada Allah dan menjaga keluarganya dari api neraka.
11.Istri yang tidak berhias selain untuk suaminya dan menjauhi yang syubhat.

Tipe-tipe suami shalih:
1.Suami yang takut kepada Allah baik urusannya maupun keluarganya.
2.Suami yang menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam kehidupannya.
3.Suami yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
4.Suami yang mengajarkan dan membimbing istri dan anaknya mengenai masalah agama dan keilmuan lainnya.
5.Suami yang menghormati barang pribadi milik istrinya.
6.Suami yang tidak mengancam istrinya dengan kata perceraian.
7.Suami yang menolong istrinya berbakti kepada kedua orang tuanya, saudara dan keluarganya sendiri.
8.Suami yang tidak durhaka kepada ibu bapaknya sendiri dan membantu istri dan anaknya agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
9.Suami yang tidak meninggalkan istrinya tanpa izin dan tidak mempersulit istrinya dalam tujuan kebaikan.

Rumah tangga seorang muslim atau rumah laba-laba? 
Rumah tangga seorang muslim:
- Rumah yang terjalin dengan ikatan yang kuat berdasarkan kitab Allah dan sunnah Rasulullah. Dibimbing oleh ketaqwaan kepada Allah dan keridha'an Allah serta senantiasa berhukum kepada syari'at Allah apabila terjadi perselisiha
- Rumah tempat yang muda disayangi, dijaga, diperhatikan, dicintai dan dikasihi. Sedangkan yang tua dihormati dan dimuliakan.
- Rumah yang di dalamnya setiap orang mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
- Rumah tidak hanya menegakkan kemaslahatan materi duniawi semata. Hubungan di dalamnya adalah hubungan kuat yang dibimbing cinta kasih, kelembutan hati dan tutur sapa yang baik.
- Rumah yang di dalamnya suami dimuliakan dan dihormati, baik kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, muda maupun tua renta. Tiang penyangganya adalah ketaatan dan ridha'.
- Rumah yang dimana istri memiliki kedudukan yang luhur dan tidak ada tempat lain seluhur posisinya dalam rumah tangga. Syurgapun berada di telapak kakinya.
- Rumah yang di dalamnya orang tua dilindungi oleh Allah dari kalimat yang mengacuhkannya, bahkan dari kata-kata yang paling ringan sekalipun.
- Rumah yang dermawan, menghormati tamu dan berbuat baik kepada tetangga.
- Rumah yang keluarganya memperlakukan hewan dengan baik dan menaruh belas kasihan kepadanya.
- Rumah yang tidak ada kedzaliman di dalamnya, tidak ada eksploitasi, tidak ada fitnah dan tidak ada orang yang mencari-cari kesalahan orang lain.
- Rumah tangga yang saling tolong menolong.
- Rumah tangga yang mengharamkan anggota keluarganya merampas hak orang lain.
- Rumah tangga tempat yang muda dan yang tua memperoleh haknya masing-masing sesuai syari'at dalam masalah warisan, sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah swt. Tanpa kedzaliman, ketidakadilan, ketamakan, penyerobotan, ataupun pembagian yang tidak sesuai dengan apa yang telah disyari'atkan oleh Allah dalam firmannya (QS An-Nisa:7)

Sedangkan rumah laba-laba,
QS Al-Ankabut:41
"Seperti perumpamaan laba-laba yang membuat rumah. Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba seandainya mereka mengetahui"

Selemah-lemahnya rumah adalah rumah laba-laba, di dalamnya tidak ada rasa cinta dan kasih sayang, yang betina makan yang jantan sesudah pembuahan dan perkawinan, anak-anak makan ibunya sesudah kuat tubuh mereka dan yang jantan menghancurkan rumah betina karena takut kelangsungan hidupnya terganggu.

Rumah laba-laba adalah rumah yang didirikan atas dasar kepentingan dan manfaat materi, duniawi dan sementara saja. Jika kepentingannya sudah tidak ada lagi dan manfaatnya sudah berakhir, maka hubungan itu berubah menjadi hubungan yang membinasakan.

Begitulah perumpamaan wanita yang menikah dengan laki-laki hanya karena mengejar apartemen, villa, rumah, harta atau kepuasan seksual semata. Jika dia telah mendapatkan apa yang diinginkannya dari laki-laki tersebut, maka ia akan mengusir laki-laki itu dari rumah dengan menuntut dan mengalahkannya di Pengadilan. 

Rumah laba-laba adalah rumah yang di dalamnya si kecil tenang dalam naungan yang besar dan taat kepadanya. Ketika mereka telah tumbuh besar serta rahangnya sudah sangat kuat, mereka durhaka dan menyengat serta memangsa laba-laba yang dahulu melindungi dan membesarkannya, persis seperti seorang ayah yang melarikan diri karena kedzalima istrinya. Sedangkan anak laba-laba yang memangsa induknya adalah perumpamaan rumah diamana anak mengusir ibu dan bapaknya serta membunuh mereka untuk memberikan keleluasaan kepada istri dan anak-anaknya.

Rumah laba-laba adalah rumah yang hanya dijadikan tempat untuk memuaskan nafsunya semata, menurunkan gen, makan, istrirahat saja. Apabila ia memerlukannya, ia pun masuk ke dalam rumah, jika kepentingannya telah terpenuhi maka dia segera pergi lagi. Begitulah perumpamaan sebagian laki-laki yang tidak beriman, bagi mereka rumah hanya untuk tidur, makan, istirahat. Apabila keperluannya sudah terpenuhi maka ia pergi dari rumah dan mencari kesenangan lain di luar rumah seperti di kafe, club, keluyuran dan tidak kembali ke rumah kecuali jika ia ingin saja. Naudzubillahimindzalik.

Kekuatan Umat Islam Ada Pada Bangunan Keluarga Muslim Yang Kokoh 

Karena kekuatan kita ada pada keluarga muslim yang kokoh, maka hal ini diantisipasi oleh mereka dengan mengada-adakan alasan mengapa pernikahan itu harus ditunda-tunda. Mereka memotivasi kehidupan modern yang tidak mengunggulkan pernikahan yang baik di dalamnya, mereka mempropaandakan kesetaraan gender sehingga wanita memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai pendidikan setinggi-tinggginya, pekerjaan dan penghasilan yang tinggi sehingga melupakan ibadah yang harus dilaksanakannya yaitu menikah dan memiliki keluarga islami. 

Pernikahan adalah sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW, dan jika kita tidak menyukainya maka tidak termasuk ke dalam golongan umat beliau. Al-Qur'an menjelaskan bahwa pernikahan adalah ketenangan, cinta, dan kasih sayang karena pernikahan adalah fitrah (QS Ar-Rum:21). Jadi sikap menghindari pernikahan akan menimbulkan kecemasan, kerusakan, kelemahan, dan kesusahan karena telah keluar dari fitrahnya.

Penyebab kaum muda enggan menikah 
1. Merosotnya peran norma dan agama
Pandangan materialistis yang dimiliki kaum muda pada zaman modern ini mencegah mereka untuk menikah dengan alasan materi yang dimiliki belum mencukupi, padahal dari segi syari'at islam Allah akan mencukupkan nikmatnya kepada pasangan yang telah menikah.
2.Mudahnya jalan menuju maksiat
Kehilangannya peran agama yang memerintahkan kaum muda untuk menjaga pandangan dan menahan diri, mendorong terjadinya maksiat dimana-mana, baik dilakukan sebagian atau bahkan kemaksiatan yang dilakukan secara nyata.
3.Sulitnya jalan menuju pernikahan syar'i
Pernikahan syar'i adalah pernikahan yang berlangsung dengan alasan syar'i. Asalkan semua syarat syar'iyah telah terpenuhi maka pernikahan tidak usah ditunda-tunda lagi.
4.Menyibukkan diri dengan belajar dan bekerja
Pada zaman modern ini seolah-olah zaman menuntut keilmuan yang tinggi, kebutuhan materi yang juga semakin tinggi menuntut agar mendahulukan mengumpulkan penghasilan sebanyak-banyaknya lalu menikah. Padahal seperti kita ketahui bahwa pernikahan akan mencukupi kesemua itu dengan izin Allah, jangan jadikan pendidikan dan keterbatasan materi mencejagak keberlangsungannya pernikahan bagi dua orang yang telah mampu menikah
5.Pandangan hina terhadap wanita
Pengalaman buruk atau kisah-kisah menyedihkan mengenai pernikahan seharusnya tidak menjadi pencegah pelaksanaan pernikahan berlangsung karena setiap keluarga memiliki cara, agama dan pandangan yang berbeda-beda. Jadi yakinkan dan persiapkanlah bahwa keluarga yang akan kita miliki adalah keluarga yang memegah teguh hukum islam dan cara-cara islam membangun sebuah keluarga.
6.Berpalingnya sebagian pria dari tanggung jawab mereka
Maksudnya adalah, sebagia pria saat ini lebih menyukai kegiatan berkumpul-kumpul dengan teman-temannya dibandingkan dengan keluarga atau istri dan anaknya sehingga tugas mereka sebagai seorang suami dan ayah terlalaikan.
7.Tidak belajarnya anak perempuan tentang kewajibannya dalam rumah tangga
Seharusnya seorang anak perempuan, selain belajar dan mengenyam pendidikan, dia pun harus mempelajari dengan benar tugas-tugasnya sebagai seorang istri dan seorang ibu kelak, sebagai usaha pencapaian keluarga islami yang kokoh.
8. Hilangnya manhaj pendidikan keluarga
Pendidikan keluarga itu bisa berasal dari suami, istri bagi anak-anaknya atau bagi masing-masing darinya. Cara mendidik ini pun perlu dipelajari dengan benar, karena mendidik itu pun adalah sebuah proses yang tidak mungkin tujuannya dapat dicapai hanya beberapa kali saja, tapi beberapa tahun dengan perkembangan-perkembangan yang diharapkan.
9.Meningkatnya angka perceraian
Perceraian seharusnya tidak terjadi pada keluarga muslim yang memiliki aturan islam. Dengan cara islami dan komunikasi yang baik perceraian harus dihindarkan karena perbuatan ini dibenci oleh Allah walaupun tidak haram.
10.Rasisme dan kebodohan
Perbedaan-perbedaan yang muncul dalam masyarakat dengan sumber leluhur, derajat, status atau garis keturunan lainnya dan keterbatasan pemahaman islam sering menjadi hambatan terlaksananya sebuah pernikahan, padahal hal-hal tersebut sama sekali bukan syari'at dan tidak menjamin keharmonisan sebuah keluarga yang akan terbentuk nantinya.

Solusi dari masalah yang ada di sekitar kita dan berbenturan dengan keyakinan serta adat islam yang benar: 
1.Menjelaskan bahwa pernikahan adalah masalah syar'iyyah
2.Pernikahan dapat mempersempit jalan maksiat
3.Memperluas jalan pernikahan secara syar'i
4.Tidak menunda pernikahan
5.Menghormati wanita sebagaimana mestinya
6.Suami bertanggung jawab
7.Istri mengerti tanggung jawabnya di dalam rumah
8.Membangun sistem pendidikan keluarga dan pergaulan
9.Mempersempit jalan perceraian
10.Menghilangkan kejahiliyahan dan rasisme

Cinta memerlukan iman dan iman memerlukan cinta serta penyebarkan salam:
"Demi dzat yang jiwaku di tanganNya, kalian tidaklah masuk syurga sampai kalian beriman, kalian tidaklah beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang bisa menjadikan kalian saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian" HR Muslim bab Iman no.54, Thirmidzi dan Abu Dawud.

Alhamdulillahirrabil'alamin, semoga kita digolongkan kepada hambaNya yang senantiasa menuntut ilmu karena keimanan kepadaNya ^^ 



 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"