Positif dan Negatif

Bismillahirrahmanirrahim
Seolah membuka mata saat menemukan cahaya, ungkapan yg sesuai untuk ilmu yang berharga kali ini..

Teringat QS Al-Baqarah : 216, yang berisi
“Boleh jadi engkau membenci sesuatu pada hal ia amat baik bagimu, dan bias jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”

Ayat tersebut sering mengingatkan sy terhadap ketidak senangan atau kondisi yang tida mengenakkan yang pernah terjadi. Sy rasakan sendiri bahwa seiring berjalannya waktu, dengan ikhtiar, do'a dan tawakal akhirnya rasa negatif itu mulai luruh sedikit demi sedikit dari dalam hati. Dalam hati, alhamdulillah mungkin cara mengatasi perasaan ketidak senangan ini hanya cukup dengan : 
-mulai menerima
-mengenali
-memahami
-berusaha merubah jika ada hal-hal negatif
-berdo'a dan menunggu berjalannya waktu hingga keadaan tersebut lama kelamaan menyesuaikan dengan diri kita.

Seperti kata pa'mario teguh, ketika muncul hal negatif di lingkungan, atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal, kita berusaha saja:
-mencari satu titik kenyamanan darinya
-lalu memodifikasikannya dengan cara yang baik
-lalu cari jalan agar ion-ion positif mulai mengalir dari dalam diri kita. 

Usahanya dapat beragam, bisa dengan menyiapkan perkataan-perkataan yang sopan, menyenangkan, menenangkan, senyuman hangat dan tangan yang siap membantu :) 

Insya Allah ion (+) secara langsung/tdk langsung akan mengalir dengan sendirinya. Intinya jangan salahkan lingkungan atau kondisi yang tidak kondusif ketika banyaknya ion (-). Kita hanya perlu bermodalkan:
-tekad untuk mewarnai lingkungan dengan ion positif
-kemauan untuk menerima keadaan
-berusaha untuk memunculkan kebaikan-kebaikan darinya
-membentuk kondisi yang menenangkan dan saling memberi perhatian

Andaikan anggota DPR kita bisa saling mengalirkan ion-ion positif, pasti sulit bagi diri dan hatinya berbuat ketidakadilan :)

Kemudian apakah ion-ion positif bisa timbul begitu saja? 
Tentu saja tidak semudah membalikkan tangan, tp juga tidak sesulit membalikkan gunung atau menumpahkan lautan. Kita hanya perlu mengintenskan perbincangan dengan Sang Maha Memiliki hati, karena dariNyalah hati ini dicipta, juga dariNyalah hati ini dibolak balikkan perasaannya. Selain itu perlu juga koreksi perasaan kita, apakah terlampau sensitif, agresif, antagonistis atau plegmatis berlebihan terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan prinsip kita. Koreksi diri juga penting sebagai analisis jumlah ion negatif dalam diri sendiri.

Pembina sy menjelaskan tentang rapuhnya sebuah hati, ketika hati yang rapuh ini tercemari polutan kehidupan dunia yang fana secara berlebihan, tanpa mendekatkan diri kepada Illahi, maka hati itu akan semakin menghitam dan sulit untuk menerima bahkan memiliki ion-ion positif.

Sebaliknya, ketika hati itu selalu diupgrade dengan nasehat-nasehat positif yang meningkatkan jumlah ion-ion positifnya maka hati tersebut akan semakin kaya dengan ion positif sehingga mampu menyebarkannya ke lingkungan dan orang yang berada disekelilingnya ^^

Seperti teori gravitasi, hati yang bersih akan bersifat seperti inti yang menarik ion-ion positif ke arahnya dengan tetap menyebarkan ke lingkungannya. Jadi keberadaan orang tersebut membentuk kondisi nyaman ketika bersama-sama, karena kebaikan yang berkumpul akan menjadi suatu kebaikan-kebaikan lainnya.

Jadi, pandai-pandailah menjaga agar ion-ion positif tetap berada dalam diri kita, dengan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Karena ion negatif bersifat lebih kuat (dengan bantuan syetan) dibandingkan ion positif.

Kepandaian menjaga hati, adalah kepandaian memenej nafsu dalam diri, yaitu:
-Nafsu amamah (nafsu kepada keburukan)
-Nafsu lawwamah (nafsu menuju kebaikan)
-Nafsu muthmainnah (nafsu menjadi ketenangan dan membawa kebaikan)

Maka, kendalikan ketiga nafsu tersebut dengan bijak dan sesuai kondisinya agar hati kita tetap terjaga pada kondisi 'stand by' mengalirkan ion-ion positif ^_^  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"