Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Fase Semu

Sendiri... Dalam sunyi beribu angan terngiang dalam benak Beribu ketakutan bermunculan, saling mengkait-kaitkan Begitu penat dan sesak Kondisi ini kian melemahkan dan menghancurkanku Satu demi satu, butir demi butir Mengikis harap dan cita Menghancurkan keyakinan dan rasa optimis Mereka.. Sama sekali tak berhak meninggalkan aku sendiri Karena kesunyian semakin mendorong diri merasa begitu terpuruk Dalam sisi kegelapan yang begitu dalam Sesak dan melelahkan Rasa itu seakan menggerogoti setiap sendi-sendi Merapuhkan tulang-tulang yang tak lagi berdaya Masa dimana begitu mengharap pertolongan dan bantuan biarpun sedikit Tapi mungkin tak lagi seperti sebelumnya Tidak bisa lagi seperti dahulu Tak ada lagi masa itu Apakah kini sudah tak layak diri berada didalamnya Sudah tak mampukah diri ini mengulurkan tangan yang telah rapuh Tidak bisakah, apakah sudah tak bisa lagi? Sisi gelap menjadikan cahaya menjadi bayangan Melumpuhkan kek

Masa Depan-Ku

Salam.. Betapa mulia anugerah 'hikmah' dariNya Hingga ketika tiada maka hampa tak terasa Betapa agung keimanan seorang hamba Hingga celahpun hampir tiada Keyakinan kepadaNya, yang terpantri menjadi karakter diri Rutinitas harian yang menorehkan sebuah jiwa Pribadi yang berbeda dengan kekhususannya Memang tak mudah menjadi seorang top level di masanya Juga bukan niscaya ketika itu terjadi Hanya meninggikan iman dan berfikir melangit Agar langit yang tiada berjarak itu mampu diraih Perlahan tapi pasti Bahkan terseok-seok atau sempat terjatuh berkali-kali Bukan lagi masalah Mudah saja, hanya mencoba kembali berdiri Memandang ketidakpastian dengan optimalisasi diri Hanya Sang Khalik dan Aku

Kehampaan

Seakan telah berada pada suatu titik tertinggi kala itu  Namun kini puncak itu menjadi lembah Dasar terdalam dari sesuatu yang tak berdasar   Entah hanya perasaan sekejap Atau realita yang sedang dibohongi  Sejujurnya ini cukup menyakitkan   Keterjelasan semuanya bagai kabut ditengah gelapnya malam Tak bercelah lagi bersembunyi Bahkan rasanya tak berjejak kini   Harus dimulai dari biru, merah atau putihkah Semua samar dipandangan mata Perkara jauh lebih berharga dari kondisi semula   Teriakan pun tak mampu lagi didengar Hanya berharap pada satu cita Lantunan cita dan cinta teruapkan dalam kesunyian   Betapa pedihnya tak mampu meraih dan diraih Betapa hampanya tak dicintai juga tak mencintai Haus rasanya arti kehangatan uluran tangan Malu rasanya tak berdaya sia-sia   Akankah mampu kuintip jendela masa depan Yang bahkan bayangannya pun tak berbatas   Kini dalam sepi, ku merasa hampa Beban yang dahulu, kini sangat ku rindu Susa

Cinta Dalam Diam

Salam Pembahasan ini mungkin lelah diungkapkan kembali, berulang-ulang dalam berbagai tulisan atau obrolan singkat. Namun mungkin itulah titik keluar biasaannya. Menurut teman di pengurus masjid dulu sih, ada 3 pembicaraan yang tiada pernah atau sulit berakhir yaitu hidup dan mati, kiamat dan urusan perempuan dan laki-laki. Aku fikir pernikahan, perasaan suka satu sama lain itu merupakan masalah perempuan dan lelaki yang jika dibicarakan tiada berakhir. Pada tulisan kali ini, sekedar hanya ingin memperjelas saja beberapa urusan. Kali itu dimulai dengan obrolan ringan, siang hari selepas hujan. Senior yang cukup aku kenal mampir ke rumah untuk berteduh sementara. Diantara waktu-waktu itu beberapa hal kami bicarakan. Pada awalnya tentu tentang skripsi, ya karena ketika itu mahasiswa tingkat akhir memang sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan skripsi. Lalu pembicaraan beralih pada jodoh dan pernikahan. Obrolan singkat yang justru menarik satu kesimpulan. Bahwa seorang lelaki itu pada u

Only From Allah, With Allah and For Allah

بسم الله الرحمن الرحيم  Sempat merenung tentang ujian Allah untuk meningkatkan keimanan diri melalui ujian sabar dan ikhlas. Rasanya Allah tdk memberi ujian yang melampaui dari apa yang tiap hari dilihat, lewati, alami setiap hari. Semuanya berada sangat dekat dan mungkin karena kedekatannya itulah terkadang tak sadar bahwa ujian-ujian tersebut termasuk ujian keimanan. Tapi kembali kepada keyakinan dan kekuatan iman, perjuangan untuk melewati ujian, lelah sulitnya semua akan menjadi hikmah berharga yang sulit dilupakan. Ketika merasa begitu berat dan terengah-engah dalam menjalaninya, tetapi dengan mengingat Allah rasanya semua beban itu terlepas hilang entah kemana. Kekuatan yang begitu dinantikan untuk menjalani urusan yang memang harus dijalani dengan kasih sayang Allah, kekuatan dariNya dan keyakinan bahwa semua yang dilaksanakan ini untukNya saja, membuat tekad semakin kuat, fisik dan akalpun semakin jernih melewati semuanya. Alhamdulillah, ikhtiar ini dapat

Kelulusan

بسم الله الرحمن الرحيم  Allah.. Allah.. Allah.. Allah.. Allah.. Seolah ga percaya bisa sampai tahap ini. Selangkah lagi, insya Allah.. Padahal rasanya diri penuh kekurang, disana-sini, penuh lubang-lubang kecerobohan serta kelalaian, tapi Allah selalu meraih tangan ini ketika akan terjatuhnya. Berkali-kali akan jatuh, Ia raih kembali, biarpun telah jatuh, tetap Ia raih kembali. Sungguh Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang. Alhamdulillah Ya Rabb..

The Best Gift

بسم الله الرحمن الرحيم  Sejak memasuki bulan Januari, ngerasa selalu grasak grusuk, mesti pergi pagi banget dan pulang mlm, di rumah pun ga tenang kalo cuma diem aja. Mungkin sebabnya karena ngejar-ngejar seminar kolokium dan komprehensif di bulan ini. Memang semua itu ga perlu di persulit dengan ga tenang atau grasak, grusuk, tapi entah kenapa tanpa itu semua, akan menjadi tanpa usaha perjuangan selama ini. Karena memang seperti itu tahapannya. Persiapan administratif (surat-surat undangan & kesediaan dosen) menjadi hal yang paling bikin grasak grusuk. Dan lagi di akhir semester ini, para dosen seringkali ‘hilang’ dari posisinya yang biasanya, kadang rapat kerja atau urusan lain. Otomatis yang mau ketemu beliau perlu nyari selang waktu yang sedikit-sedikit untuk sekedar tanda tangan atau ngasi draft. Biarpun gitu, alhamdulillah dosen-dosen pun sangat kooperatif dan berlangsunglah seminar kolokium yang dinanti-nantikan. Allah memang selalu mendengar do’a dan h

Just Smile

بسم الله الرحمن الرحيم  Senyuman itu terkadang meringankan beban, itu menurut saya. Biarpun acap kali senyuman itu seolah dipandang sebagai kepura-puraan atau bahkan kesan lain, tetap saja senyuman itu indah. Orang yang berpura-pura atau tidak, ketika tersenyum tetap saja indah. Jadi apa masalahnya ketika tidak tersenyum kepada saudara muslim yang lain, bahkan Rasulullah pun senantiasa bersikap ramah pada non-muslim. Senyuman yang paling indah adalah senyuman anak-anak. Ketika mereka salah, jika kita tersenyum maka rasa takutnya akan hilang. Bahkan sepupu kecil pun ketika jatuh, lalu ia melihat orang tuanya tersenyum dan berkata padanya untuk bangkit lagi. Ia pun kembali berdiri dan mengusap air matanya yang baru setetes. Jadi intinya senyuman itu punya kekuatan. Senyuman hangat dan ikhlas lebih besar lagi kekuatannya, mendorong setiap orang pada hal-hal yang luar biasa. Walaupun tidak semua orang berfikir demikian. Saya membiasakan tersenyum, manfaatnya tentu

Pasca Kelulusan #2

Salam.. Minggu ini rasanya full dengan obrolan tentang pernikahan, mulai materi tarbiyah, seminar atau diskusi dengan paman dan bibi pun tentang pernikahan. Banyak ilmu yang mengalir dalam silaturahim.. Penjelasan singkat dan inti nasehat yang paling saya ingat : 1.Tarbiyah> menikah suatu perkara yang perlu dipersiapkan dengan matang, dari semua aspek. Peran wanita sebagai anak, istri, ibu dan da’i akan bervariasi semakin bertambahnya umur dan peran di masa depan, maka persiapkan dengan baik dan benar dalam mencapai tahap tersebut. 2.Seminar> menikah itu mempersatukan dua keluarga dan diperlukan visi pernikahan yang jelas untuk memulainya, maka persiapkan sejak dini kebutuhan akan visi tersebut agar keluarga sakinah, mawaddah warahmah dapat terwujudkan. 3.Diskusi keluarga> peran sebagai istri dan ibu itu akan muncul dengan sendirinya ketika memang diposisikan Allah telah dipertemukan dengan jodoh yang tepat, maka jangan khawatir tentang bagaimana sebuah pe

Pendamping Hidup

Salam.. Pasca kelulusan dan menuebarnya berita pernikahan dimana-mana, baik teman, kaka kelas, patner kerja dulu di organisasi dan banyak lagi. Semua berita bahagia, mereka yang telah menggenapkan diennya dan bersiap membentuk keluarga islami. Alangkah indahnya. Iri sih mungkin, bagaimana tidak? perikahan merupakan ibadah, maka siapa yang berlomba-lomba dalam ibadah maka pahalanya lebih besar dibandingkan sebelum menikah, alangkah irinya ketika cinta suci yang telah terikat janji suci setiap aktivitasnya merupakan ibadah, bahkan senda guraunya pun ibadah, subhanallah. Fikirku bahwa pernikahan yang suci juga merupakan suatu kebahagiaan tertinggi dalam pencapaian ibadah, karena mencintai dan dicintai dalam suatu waktu merupakan keadaan yang terindah rasanya dibanding hanya mencintai saja. Kembali lagi fikirku, bahwa pernikahan suci juga Allah anugerahkan pada orang-orang yang suci dan mensucikan diri. Tapi betapa malunya diri ini, bahkan mensucikan diri dari perbuatan yang mendekat

Pasca Kelulusan #1

Salam.. Lagi-lagi pasca kelulusan. Banyak hal yang terfikir olehku, masa depan dan pencapaian apa saya yang bisa kuraih setelah lulus. Kelulusan yang baru saja kudapatkan ini justru semakin mengacak jejak langkahku dimasa depan, semakin lama kufikirkan, semakin berliku pula jalan yang ingin kuraih. Lalu kuteringat banyak hal mengenai masa depanku, pertimbangan apa saja yang harus aku libatkan didalamnya, baik secara langsung atau pun tidak. Pertimbangan ini tidak hanya sekadar hasil pemikiranku saya, tapi hasil diskusi dengan keluarga dan teman-temanku. Langkah pertama yang terfikir olehku adalah bekerja. Banyak orang yang pasca lulus lalu bekerja untuk mencari nafkah dan pengalaman di dunia kerja. Aku fikir ini mungkin jalan yang baik dan mungkin banyak hal yang bisa mengeksplor potensiku dijalan ini. Lalu langkah selajutnya yaitu melanjutkan lagi pendidikan ke strata 2, seperti nasehat kedua orang tuaku. Pertimbangan mereka untukku bahwa aku tidak usah bersusah payah bekerja

Describe Myself #2

بسم الله الرحمن الرحيم  Tulisan ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya 'Describe Yourself' , tujuannya supaya saya lebih faham tentang diri saya, agar saya bisa menyesuaikan dengan kondisi dan perbaikan seperti apa yang saya butuhkan. Saya orang yang dibesarkan dalam keluarga yang 'protectif' dalam beberapa hal, jadi hampir sebagian urusan saya, permasalahan saya otomatis keluarga pasti tau dan saya pun membiasakan diri untuk bersikap jujur pada orang tua dalam segala hal. Saya merupakan orang yang cukup teguh dalam berpendirian, tidak mudah goyah oleh pengaruh orang lain. Mungkin kekurangan saya pun muncul dari sikap ini, saya tidak mudah menerima orang lain yang belum benar-benar saya 'percayai'. Tetapi setelah kenal, saya akan sangat mempercayainya dan terbuka hampir dalam segala urusan. Jadi teman saya memang banyak, tapi sahabat untuk saya tidak harus banyak. Saya lebih menyukai orang yang mengungkapkan pikirannya dengan tanpa bertele-tele a

Memori Skripsi

بسم الله الرحمن الرحيم  Alhamdulillah setelah lulus tgl 16 Januari 2013, terasa biasa saja, seperti baru melewati ujian semester uas/uts saja. Rasanya tidak seperti temem-temen seangkatan yang terlihat ekspresif mengungkapkannya. Pikiranku selalu terus berjalan, "Lalu setelah ini...". Hanya kata itu yang terus melayang-layang dalam pikiran. Belum terasa terlepas dari sesuatu, malah ngerasanya baru memulai sesuatu. Memulai keseriusan dalam menjalani takdir, mungkin itu. Karena selama ini, belum pernah menyelesaikan sesuatu dengan begitu amat serius, hanya terfikir "Ikhtiar saja dulu, tak usah berfikir yang lain". Kenapa secara ga sadar aku berfikir demikian? karena menurutku dengan berfikir masa depan yang panjang, rasanya diri ini enggan untuk segera mencapai kelulusan. Bukan karena tak mau, tapi khawatir tak mampu mencapai takdir yang lebih jauh lagi dibandingkan sekarang. Kalo difikirkan lagi, rasanya nyali ini begitu kecil, iman pas2an dan ke

2013, Time To MOVE ON

بسم الله الرحمن الرحيم Salam perjuangan, salam kasih sayang dan salam keimanan saya sampaikan.  Tahun 2013 menjadi momentum yang tepat untuk bermuhasabah diri dan keimanan. Memang bukan karena peralihan tahun saha harus bermuhasabah, tetapi setiap waktu, setiap hari dan setiap terasa munculnya eror fase.  Alhamdulillah kemarin malam bisa mengikuti muhasabah akhir tahun di Pusdai yang diadakan oleh Republika dengan pembicara Pa Ahmad Heryawan, Ustadz miftah faridl dan Aa gym. Semoga keberadaan saya disana bisa menjadi momentum terbaik, mendekatkan diri pada Allah agar diri ini mampu membuang fase buruk dan memburukkan di tahun sebelumnya. Inspirasi yang paling saya ingat adalah perubahan nyata pada momentum peralihan, semoga bisa optimal dan mengupgrade diri menjadi pribadi yang lebih super. Revolusi pasti harus diplanningkan untuk menghasilkan diri yang baru, yang lebih maksimal dari segi akal, fisik dan keimanan untuk akhirat melalui aktivitas selama di dunia. Rev