Kekuatan Bangsa adalah Keharmonisan Keluarga

Salam..

Teman yang cukup beban jika harus dibahas secara panjang lebar, karena sejujurnya saya pun belum pernah benar-benar membangun sebuah keluarga hingga tercapai harmonisasi visi dan misi antara ayah, ibu serta putra putrinya. Sebut saja ini wacana pendahuluan. Biarlah kisahku nanti hadir pada saat yang telah Allah tentukan. Kini hanya ingin sedikit berbagi tentang harapan-harapanku dari sebuah keluarga yang aku idamkan kelak.

Menurut seorang narasumber dari sebuah stasiun radio swasta religi, keluarga adalah singakatan dari kebahagiaan luar biasa syurga. Wah sungguh indah rasanya jika orientasi anggota keluarga telah faham dan menjalankan prinsip dasar ini. Mungkin akan muncul pengendalian diri agar sikap dan ucapan tidak menyakiti anggota keluarga, serapi dan sehalus mungkin. Inginku seperti itu.

Dalam sebuah blog pernikahan, disebutkan pula bahwa sebuah keluarga menjaga keharmonisa mereka dengan komunikasi, perhatian dan penerapan sunnah Rasulullah dengan sepenuh hati. Intinya memang harus berlandaskan kesadaran beragama, mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, di keluarga terhadap ibu, ayah, adik serta kakaknya. Jika seluruh anggota keluarga telah memahami 'prinsip dasar' ini maka insya Allah keluarga idaman penyokong kesejahteraan bangsa dapat diraih.

Namun kembali pada kesadaran pribadi yang tentunya harus dibina dan ditanamkan sedari dini, dengan pendidikan yang komprehensif bukan sekedar membesarkan atau menyayangi saja. Hal tersebut yang menurut saya paling penting dalam menghasilkan generasi-generasi cerdas, kreatif dan berahlaq mulia. Dalam suatu kesempatan, saya mendengar tentang jenis-jenis keluarga dimasa globalisasi ini. Ada jenis 'keluarga hotel', keluarga bank', 'keluarga tempat kostan' dll.

Penjelasannya yaitu :

1.Keluarga hotel Rumah/keluarganya hanya dijadikan tempat singgah untuk istirahat malam, slain itu tidak ada aktivitas bersama lain dengan anggota keluarga. Berlaku bagi ayah, ibu, atau anak2nya yang sangat sibuk dengan pekerjaannya atau aktivitasnya di luar rumah.

2.Keluarga Bank Rumah dan keluarga hanya tempat untuk meminta uang bagi kebutuhannya sehari-hari, jarang ada komunikasi, jika perlu meminta dan lalu diberikan sebanyak apapun yang dibutuhkan. Orientasinya sangat materi, urusan komunikasi keluarga hal kesekian yang tak penting untuk dibahas. 

3.Keluarga Tempat Kostan Rumah dan keluarga dijadikan pengurus kebutuhannya sehari-hari saja, jika perlu bantuan meminta tolong, tanpa berat hati tak ingin melakukan sendiri atau membantu tugas-tugas rumah lainnya.

Innalillahi..

Semoga keluarga kita nanti tidak akan seperti itu, seperti dalam Al-Qur'an, keluarga seperti itu hanya seperti keluarga laba-laba, yang bahkan langkah-langkahnya sangat tidak aman dan mudah hancur terkoyak, pun karena hal yang mendukungnya begitu sangat lemah tak berdaya. Kini banyak kisah keluarga hancur akibat hal yang sebelumnya tidak diindahkan. Misalkan seperti alat elektronik atau gadget. Barang yang tak trlalu murah namun bukan yang tak sanggup dibeli pula, namun efeknya sangat besar dalam memberi celah celah sempit yang kemudian membesar menjadi antisosial pada setiap individu.

Mengapa tidak?

Ketika waktunya keluarga berkumpul ramai, masing-masing memegang gadget dan asyik sendiri dengan komunikasi dengan teman via media sosial. Intinya menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh, selain itu mengecilman urgensi komunikasi secara verbal dari pada mediasi via gadget. Miris memang, namun justru hal ini perlu diperhatikan dan ditelusuri lebih dalam, kepekaan terhadap permasalahan sosial pada umunya bersumber dari keluarga.

Pendidikan karakter dan budaya hidup pun berasal dari keluarga, intinya kebaikan yang kecil akan berkembang jadi besar dslam lingkup yang lebih luas begitu pun dengan keburukan. Maka lebih bijak jika proses pembentukan karakter serta budaya berkeluarga itu meneladani Rasulullah SAW, karena hanya keluarga beliau yang layak dan harus dijadikan 'role model' yang insya Allah membimbing keluarga agar lebih harmonis, satu visi menuju syurga, insya Allah.

Wallahu'alam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah