Terkikisnya Makna Ukhuwah

بسم الله الرحمن الرحيم

Kawan, izinkanlah sedikit berbagi tentang tema ini. Tema ukhuwah yang mengikat erat saya dalam lingkaran taqwa menuju syurga.

Jujur saja hal pertama yang menimbulkan ketertarikan saya terhadap keteguhan terhadap perintah dan menjauhi larangan Allah adalah karena ukhuwah. Saya perhatikan betapa erat dan hangatnya persahabatan kakak-kakak senior saya sejak di SMP maupun SMA. Begitu hangat, ringan tanpa motif terselubung.

Ukhuwah yang sering saya sebut ikatan cinta tanpa kata, erat merekat, dekat karena sama-sama berlomba-lomba mendapatkan karunia, hidayah dan berkah Allah SWT. Kami dahulu rela mengorbankan hal lain yang sebelumnya menjadi keinginan hawa nafsu kami (malas atau kehidupan hedonis) dengan kegiatan sederhana penuh canda, tawa, keramahan dan cinta. Walaupun tak banyak dan besarnya hal yang kami lakukan bersama, namun hal-hal tersebut telah terukir indah di alam bawah sadar saya dan melandasi keindahan islam adalah dengan keterikatan hati secara ikhlas karena Allah saja.

Namun seiring dengan bergulirnya waktu, beralihnya lingkungan, bercampurnya budaya makna ukhuwah ini bergeser menjadi ikatan amanah saja, ikatan pembinaan saja, ikatan yang mengharuskan adanya 'alasan' akan kebersamaannya. Sungguh jadi beralih makna, padahal yang sejak dahulu saya yakini tentang ukhuwah adalah sesama umat muslim yang beriman, yang menjalankan islam ini dengan baik tentu sudah seharusnya saling bersikap ramah, hangat dan menolong satu sama lain.

Hal yang terjadi sekarang justru sebaliknya. Perihal tabayun, perihal menjalin ukhuwah dengan sesama pemegang amanah tabawi ini justru lebih mengarah pada beban saja, keharusan mengikuti apa-apa yang diarahkan pada dirinya. Rasanya ukhuwah seringkali hilang menguap habis setelah amanah tersebut selesei dan berakhirlah semuanya tanpa bekas. Kembali dengan budaya tanpa sapaan ramah, salam hangat atau tolong menolong.

Miris dan sedikit kecewa terhadap kesemua itu. Namun dengan segala keterbatasan ilmu, kata dan pengalaman, sulit rasanya menyampaikan kekecewaan ini menjadi sebuah evaluasi besar yang membutuhkan solusi penyelesaian. Kini saya hanya bisa menerima apa adanya yang sudah terjadi, yang berlangsung pada pergeseran makna ukhuwah ini. Mungkin hanya beberapa orang terutama sahabat-sahabat yang berada dalam zona minor yang mengenal betul urgensitasnya kekuatan ukhuwah antar pengemban tugas-tugas tarbawi yang penuh duri dan ujian dihadapannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah