Urgensi Masak Itu...

بسم الله الرحمن الرحيم

Setelah blog walking, nemu wacana tentang 'kewajiban seorang istri bisa memasak'. Sejenak aku berfikir rasanya bukan masalah besar 'masak-memasak' ini dalam rumah tangga. Namun setelah beberapa kali ngobrol dengan saudara tentang kemampuan memasak, mereka bilang bahwa hal ini jangan sampai terlupakan dan merupakan soft skill khusus yang harus dimiliki seorang istri.

Dalam sebuah blog menyatakan bahwa, seorang istri/suami harus memperlakukan istri/suaminya dengan baik. Penulis blog itu menyebutkan bahwa 'memasak' termasuk perilaku baik kepada suami yang berpengaruh penting pada keharmonisan dan kelanggengan keluarga.

Sumber inspirasi : Istri harus bisa masak 

Kalo difikir-fikir, rasanya memasak bukan menjadi masalah besar lagi bagiku karena sejak mulai nge-kost dan harus ngebiasain masak sendiri (bosen dan boros beli diluar terus) akhirnya aku dan saudaraku sering memasak beberapa kali selama nge-kost. Sejak KKN pun aku jadi tau caranya memasak dari bahan-bahan yang terbatas namun dengan rasa yang tetep lezat. Teteh dan Ibu yang menampung kami selama KKN sering membuatkan kami masakan dan terkadang kami ikut diajari juga membuat makanan-makanan sederhana namun lezat yang belum pernah kami rasanya sebelumnya.

Makanan yang dibuat ibu kost di tempat KKN kami itu hanya dari bahan-bahan sederhana misalnya kangkung air, tunas bambu, oncom atau daun singkong. Terkadang dirumah aku sering membantu ibuku memasak, namun karena aku seringkali bertanya dan menurut ibuku sangat mengganggu (karena memasaknya jadi lebih lama, ibuku memasak dengan sangat cepat). Namun di desa KKN itu aku diajari hal-hal sepele tentang memilih bahan dan makan dengan bahan-bahan lokal sederhana. Biarpun sederhana, rasanya benar-benar nikmat ;9, karena ibu-ibu yang menolong kami selama KKN itu sangat baik dan perhatian kepada kami, rasanya mereka menganggap kami seperti anaknya sendiri.

Masih tentang masak-memasak, beberapa masakan yang aku pelajari selama KKN itu adalah membuat bumbu balado, balado terung, comro (bahasa sundanya : oncom dijero), seblak tunas bambu yang direbus, dll. Aku benar-benar menikmati masa-masa KKN dulu, biarpun tempatnya cukup jauh dari keramaian kabupaten Subang, tapi aku menikmati kebersamaan bersama warga, memasak bersama, melihat pekerjaan dan keseriusan mereka bekerja.daerah yang begitu minim akomodasi, transportasi, alat komunikasi *maaf pembahasannya nyasar*.  

Selain itu beberapa masakan yang bisa aku buat adalah sop kuah bening (baso, sayur-sayuran), ayam goreng bumbu, nasi goreng seafood atau ayam, pecel lele, sambel terasi atau sambel dadak, atau makanan khas sunda lengkap, tomyam kung (sop seafood pedas-asam khas thailand), spageti saos tomat atau spageti carbonara (dengan susu dan daging asap), sup krim ayam, kue wortel kukus, kue kering, es campur, bubur ayam, kangkung cah, pancake, rujak buah, karedonk, lotek, nasi liwet, sate ayam, tumis-tumisan, dll. 

Insya Allah masakan standar dan beberapa masakan internasional bisa aku buat. Selanjutnya aku akan memperdalam masakan-masakan khas daerah dan masakan cina secara umum (khususnya memasak berbagai jenis seafood). Targetku dalam memasak selanjutnya yaitu dapat membuat sate padang, ayam kecap, soto bandung, brownies, gudeg special (khas bandung *eksperimen pribadi*), kue tart porsi sedang, masakan kerang dan ikan laut, dll yang tingkat kesulitannya lebih expert. ;D

Intinya, alhamdulillah kalo untuk masak-memasak levelku telah melewati basic *otodidak dari ibuku* dan akan berusaha meningkatkannya menjadi intermediate dan advance agar bisa mencapai kualifikasi seorang istri yang shalehah :) Aamiin, do'akan saja teman-teman..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"