Taubat

Ini..

Ketika sadar maka ingin sekali menggenggamnya dengan erat
Ketika tidak maka terlepas begitu saja tanpa mencoba untuk menggenggamnya
Saat datangnya cahaya, seolah mencari kegelapan untuk tetap merasa seolah-olah tenang
Saat tiada sedikit pun cahaya, dengan susah payah mencari-carinya
Embun yang berada di hati kering oleh segala tingkat laku tak bernyawa
Tak setetes pun pelega dahaga yang tersisa
Pada akhirnya kembali hina di jurang keburukan
Keburukan yang hampir tidak terasa pahitnya, hitamnya
 
Apa itu..

Kebimbimbangan yang membawa dampak kotor
Mencemari segumpal daging dan seisinya
Mencemari kolam pemberi arti
Membutaka mata dari cahaya
Mengotori tempat yang telah lama hitam
Menjadi semakin hitam dan hina

Pantaskah..

Beraninya ia mencari kembali cahaya
Menggali kembali sepercik embun baginya
Mencari celah sempit diantara kegelapan
Menunggu datangnya uluran tangan
Tetap mengharap segudang manfaat
Padahal tak sedikit pun manfaat yang ia makan
Tak sedikit pun cahaya yang berguna baginya

Apakah..

Tetap dan terus mengharapkan bantuan
Dengan sama sekali tidak mau membantu
Dengan sombongnya bersikap angkuh dan penuh kepalsuan
Dengan legamnya hati seolah dalam cahaya
Dengan munafik terus menjual diri secara hina
Dengan rasa tak bersalah dijadikan rutinitas
Rutinitas keburukan yang terus berulang

Apalagi..

Kebusukan yang baunya merebak kuat
Kebusukan dengan kotoran yang telah menghitam
Semakin legam dan menjijikkan
Begitu hina dina tak berarti
Layak dibuang tanpa arti

Menyedihkan..
Sungguh menyedihkan..

Akankah hitam legamnya akan pergi
Akankah keburukan menjadi baik
Akankah kehinaan menjadi saksi






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah