Self-Center

Sifat ke’aku-an’ pada diri sendiri. Denger sekilas maka akan terlihat seperti egois, manja atau sombong. Fokus ada pada diri sendiri, sebenenarnya hal ini bisa jadi bumerang atau kartu as bagi pengembangan diri.

Self-center yang berlangsung secara positif akan menguatkan karakter diri agar memiliki kekuatan untuk niat, tekad dan prinsip hidup. Sedangkan self-center yang kurang baik justru menjadikan diri adalah paling baik, paling benar atau tiada celah, sehingga kesalahan pada lingkungan (orang lain) di luar diri menjadi hambatan tanpa sebab bagi si ‘aku’. Juga berpengaruh terhadap kepekaan sosial, kepedulian, bahkan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial (Analisis pribadi,2012)

Lain halnya ketika self-center digunakan sebagai pengendali perilaku. Mengendalikan apa-apa yang tidak boleh diperbuat (larangan Allah) dan melaksanakan dengan suka rela/ ikhlas apa-apa yang Ia perintahkan. Intinya self-center yang paling penting pada aspek spiritual. Karena seperti kita ketahui bahwa di akhirat kelak pengadilan Allah bersifat personal, tidak berkaitan dengan ikatan darah, kawan ataupun lawan ^^

Jadi ingat nasehat seorang sahabat,
“Pilihan terbaik yang kamu pilih untuk dirimu adalah kebaikan pula untuk lingkungan (orang-orang) sekitarmu, maka jangan pernah sesali itu” :) *belajar menghargai diri sendiri*
Nasihat penting juga bahwa,
“Seorang muslim/muslimah itu tidak memerlukan dukungan penuh dari siapa & apapun, karena ia memiliki IMAN kepada ALLAH yang bersifat absolut. Jadi tidak ada hal lain yang mampu sebanding denganNya”
So.. saya fikir, kita sudah pasti harus bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan kekuatan pikiran untuk mampu meluapkan kekuatan ketika lemah, mendekap hangat ketika sedih, mencerahkan ketik gelap menghantui, membasahi ketika gersangnya hati, dsb…
Sehingga tidak ada istilah ‘bunuh diri’, atau ‘putus asa’ seharusnya :> Bismillah,latih.. latih.. latih..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love