Kelinci Biasa

Bismillah..

Suatu hari ada seekor kelinci dengan penampilan yang sangat biasa. Telinganya tidak panjang seperti kawan-kawannya, warna bulunya tidak putih mengkilat, larinya pun dalam kecepatan standar saja. Dia benar-benar kelinci biasa, tanpa kelebihan seperti yang dimiliki kelinci sejenisnya.

Kemudian kelinci ingin melakukan suatu perjalanan yang sangat panjang, cukup untuk menumbuhkan satu pohon cabai. Perjalanan ini dilewati kelinci kecil dengan riang, setiap kali bertemu hewan buas yang mampu mengancam kehidupannya, denga tenang dia berjalan dengan yakinnya, berusaha untuk meyakinkan hewan yang ingin memakannya untuk tetap diam, karena dia belum mencapai tujuannya.

Jalan yang kelinci ini lalui sudah cukup jauh, hampir satu per tiga jarak keseluruhan, tapi walaupun begitu si kelinci tetap riang, yakin dan bersemangat dalam menyelesaikan perjalananya itu. Sejak awal dia yakin bahwa dia mampu menyelesaikan perjalanannya itu, maka kelinci itu selalu melalui perjalanannya dengan riang, pantang menyerah. Ketika si kelinci kelaparan, lalu dicarilah makanan dahulu lewat jalan-jalan yang ia lalui. Lalu berjalan lagi si kelinci tersebut. Kelinci ini yakin bahwa dia tidak akan mampu melakukan semuanya dalam perjalanan sehingga satu persatu kebutuhan si kelinci lakukan satu persatu hingga selesailah semuanya dan kembali melanjutkan perjalanan.

Sebelum mencapai tujuan si kelinci dicegah oleh seekor rusa yang menyebutkan bahwa hanya hewan-hewan yang terbaiklah yang boleh kesana (kota tujuan si kelinci). Tapi si kelinci ini berfikir ulang, bagaimana caranya agar bisa masuk walau dengan penampilan yang sangat biasa. Maka si kelinci melakukan segala hal yang bisa dilakukan. Kemudian seorang penjaga kota melihatnya dan akhirnya mempersilakan si kelinci masuk.
Setelah masuk si kelinci tidak menemukan sesuatu yang 'terbaik' di kota itu, hanya kota biasa dengan penduduk yang biasa pula. Kelinci itu pun berjalan kembali dengan bingung, hal apakah yang menyebabkan kota itu sebagai kota khusus untuk orang-orang terbaik?

Maka berjalan lagi si kelinci mengitari kota untuk mencari tau. Selidik punya selidik ternyata warga kota itu adalah orang-orang biasa, tetapi mampu berbaur, berbagi dan saling membantu padahal disana bercampur jenis-jenis hewan, baik yang biasanya buas maupun yang biasanya lemah. Kota ini benar-benar memiliki harmoni yang luar biasa. Disaat perbedaan yang ada begitu besar, hingga si kelinci hampir tidak mempercayainya, penduduk hidup dengan teratur, saling merangkul kepada yang berbeda jenisnya dan pada akhirnya sekumpulan aktivitas itu membentuk kota yang disebut kota terbaik.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love