Karena Cinta, Kasih dan Sayang Berbeda

Alhamdulillahirrabil 'alamin

Cinta dan kasih sayang adalah salah satu tanda-tanda kebesaran Allah (QS Ar-Rum:21)

...Kembali mengucap syukur kepada Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang...

Hari ini saya mendapatkan kabar gembira khususnya bagi diri saya sendiri, karena ikhtiar untuk bimbingan dengan ketua dosen pembimbing membuahkan kesan positif. Beliau menyampaikan insya Allah rencana kami dan rencana beliau untuk lulus bulan Agustus bisa terlaksana dengan dukungan dari berbagai pihak dan Allah sebagai pemberi jalan.

Saya sebagai hambaNya yang tiada henti berbuat khilaf sering tertunduk malu dan merasa sangat berdosa karena Nikmat yang Ia berikan tidak sebanding dengan penghambaanku padaNya. Ya Allah mohon ampunkanlah kami..

Insya Allah dengan itikad positif dari berbagai pihak, saya, bapak dosen, teman-teman, orang tua, saudara dll, saya bisa mencapai target lulus bulan Agustus yang juga bertepatan dengan berakhirnya masa pengabdian Ayah saya yang selama ini telah mengabdikan diri sepenuhnya untuk negara. Harapan dan do'a saya sampaikan kepada Allah agar senantiasa meridho'i jalan kami dengan rahmat dan cahaya iman yang selalu hangat dalam qalbu ini.

Berbicara tentang qalbu, tidak jauh memang, kita akan membahas mengenai perbedaan antara cinta, kasih dan sayang. Dilihat dari kata pun berbeda begitu pula dengan maknanya.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa cinta itu bukan hal yang dengan mudah berada dalam qalbu kita, tempat paling dasar yang memunculkan rasa itu ketika Allah telah ridho' akan munculnya rasa itu. Pada suatu kesempatan saya mendapat pengetahuan mengenai perasaan ini, inti dari penyampaiannya yaitu cinta bukanlah hal sederhana, karena cinta muncul dari gabungan semua rasa kasih dan sayang yang menjadi satu dan mampu mempengaruhi akal dan qalbu seseorang.

Cinta mampu menjadikan kesalahan tidak berarti banyak dari perhatian yang diberikan.
Cinta menjadikan penderitaan bagai mimpi indah di tengah hari bagi sang empunya.
Cinta mampu memperdaya seorang yang kuat fisiknya menjadi lemah tak berdaya secara akal mampun fisik.
Cinta mampu menjadikan sesuatu yang seolah mustahil menjadi mungkin.
Seperti itulah beberapa kemampuan cinta untuk mengendalikan seseorang baik secara langsung, maupun tidak langsung, baik secara akal maupun batin.
Maka dari itu Islam selalu mengajarkan kita tentang pengendalian diri. 

Apa yang harus dikendalikan?

Ya benar sekali, cinta itu harus dikendalikan dengan bijaksana.

Mengapa cinta harus dikendalikan, apakah akan berbahaya jika tidak dilakukan?

Seperti beberapa contoh yang telah disebutkan diatas, cinta itu bagaikan racun atau virus yang dapat membuat segala hal yang berbau negatif seolah benar. Cinta yang dikendalikan dengan bijaksana akan menghasilkan cinta yang suci, indah dan diridho'i oleh Allah. Karena cinta termasuk kepada hawa nafsu manusia seperti rasa marah yang juga harus dikendalikan. Ketika lepas kendali maka syetan akan terlibat di dalamnya dan semakin menjerumuskan kita pada jalan maksiat. Naudzubillahimindzalik.

Pembahasan selanjutnya mengenai kasih dan sayang. Kedua kata ini biasa disebutkan secara bersamaan, jarang ada penyebutan dengan hanya 'kasih' atau 'sayang' saja kecuali untuk panggilan saja.

Pemahaman saya mengenai kasih semakin terbuka, dalam sebuah acara di stasiun tv penyebutan kata 'kasih' diulang pada beberapa kalimat. Penyebutan ini diperuntukkan bagi orang-orang asing yang dikasihi oleh sang pembicara. Lalu kemudian saya simpulkan bahwa kasih itu muncul ketika kaitan antara kedua orang sudah mulai dekat tahap awal, atau keduanya sudah merasa nyaman ketika bersama baik berbeda gender atau tidak. Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil, bahwa rasa kasih itu merupakan awal terbukanya suatu hubungan, baik pertemanan, persahabatan, dll.

Dan kata 'sayang' berarti tahap selanjutnya dalam suatu hubungan. Ketika melihat orang yang disayangi itu menderita, dia tak sanggup membiarkannya. Ketika mendengar orang yang disayangi itu kesulitan, besar keinginan untuk berbuat sesuatu untuknya. Mungkin rasa semacam itu, seperti perasaan ingin melindungi antara saudara, atau ayah dan ibu kepada putra putrinya. Saya rasa hampir semua orang pernah merasakannya.

Korelasi antara ketiganya yaitu saya kelompokkan menurut pemahaman saya sendiri :
  • Tahapan pertama perkenalan > segan, hormat
  • Tahapan kedua ketika sudah mulai dekat > rasa saling kasih mengasihi
  • Tahapan ketiga ketika saling melindungi > sayang, perhatian
  • Tahapan keempat ketika telah saling percaya dan memahami satu sama lain > cinta 
 Saya rasa sebelum ketiganya kita rasakan pada sesama manusia atau lawan jenis, perlu diyakinkan kembali kepada siapa cinta ini harus diberikan sepenuhnya, yaitu kepada Sang Maha Pencipta, yang telah memberikan segala-galanya agar kita bisa hidup untuk merasakan berbagai perasaan baik cinta, kasih dan sayang. 

Sebuah majalah yang senantiasa memercikan makna bagi saya menjelaskan melalui hadist :

"Tiga perkara yang apabila terdapat pada seseorang maka dia akan merasakan manisnya keimanan yaitu, menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selain keduanya, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan benci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya dari kekufuran tersebut sebagaimana dia benci jika dicampakkan ke dalam api neraka" (Muttafaq'alaih)

Dari hadist tersebut disimpulkan bahwa, kita harus mampu mengendalikan rasa cinta dan benci kita, jangan terlalu berlebihan kepada makhluk Allah, agar kita dapat merasakan manisnya iman dan membenci kekufuran.



(Syahdu dalam keheningan malam dengan rasa yang belum bisa terucap.
Tulisan ini menjadi bukti proses pengendalian hati dalam sekelumit perasaan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"