(Repost for Doc.) Merencanakan dan Mengembangkan Karir

بسم الله الرحمن الرحيم

Merencanakan dan Mengembangkan Karir
Esther Widhi Andangsari *)
Ingin meraih sukses dalam berkarir ? Seorang pakar SDM mengatakan, ”Orang-orang yang berhasil pada umumnya akan melakukan analisa serta mengetahui apa yang menjadi tujuan karirnya, apa rencana serta tindakan yang diambil untuk mencapai karir yang diharapkan”. Ketika Anda berangan-angan ingin membangun suatu karir yang berhasil, sadarilah bahwa kesuksesan Anda dalam berkarir terkait dengan perencanaan karir yang Anda susun. Para praktisi manajemen diri menganjurkan : ”Perburuan karir dimulai sepuluh tahun sebelum karir tersebut bisa kita raih”. Jadi..jangan tunda lagi, sekarang waktunya untuk merencanakan karir Anda.
Karir (career) memiliki pengertian ”Semua jabatan dan pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa usia kerjanya”. Pertanyaannya sekarang adalah sampai usia berapa Anda ingin berkarir ? Seumur hidupkah ...? Apakah Anda ingin menjadi long life employee seperti orang Jepang pada umumnya ? Atau barangkali Anda merencanakan akan membuka usaha sendiri pada usia tertentu ? Driver membagi karir ke dalam 4 tipe :

1. Steady State : pilihan karir untuk mengabdikan diri dalam satu jenis pekerjaan tertentu.
Misalnya terus-menerus hanya bekerja sebagai seorang programmer atau auditor.
2. Linear : Adanya peningkatan ke atas pada satu jenis pekerjaan. Misalnya saat ini Anda bekerja sebagai programmer junior, kemudian meningkat menjadi programmer senior, dst.
3. Spiral : Tetap menekuni satu bidang pekerjaan dalam 7-10 tahun, kemudian beralih bidang pekerjaan, dimana tetap menggunakan keterampilan dan pengalaman yang sudah ada. Misalnya setelah bekerja selama 10 tahun sebagai seorang programmer senior, Anda beralih untuk membuka software house sendiri. Dimana skill dan pengalaman Anda sebagai programmer tetap terpakai.
4. Transitory : Memilih untuk beralih karir dalam jangka waktu yang cepat, dimana keinginan untuk menggeluti aneka ragam profesi menjadi tujuan utamanya. Misalnya setelah bekerja sebagai programmer, Anda ingin beralih menjadi web designer, kemudian Anda memutuskan untuk menjadi wartawan, instruktur, dan sebagainya.
Dari ke-empat tipe karir di atas, mana yang ingin Anda terapkan ? Pilihlah yang sesuai dengan cita-cita atau impian Anda. Pertimbangkan juga kemampuan, usia, dan ciri kepribadian Anda.

Lebih lanjut dalam hal karir, ada 4 tahapan karir dalam kehidupan seorang manusia menurut Donald Super, yaitu :

1. Exploration (15-24 tahun) : Biasanya pada periode ini merupakan masa pencarian jati diri dalam berkarir. Mencoba untuk terus mencari jenis pekerjaan yang cocok dengan dirinya.
2. Estabilishment (25-44 tahun) : Mungkin setelah melakukan 1 atau 2 kesalahan dalam memilih jenis pekerjaan, seseorang akan menemukan bidang pekerjaan yang dianggapnya tepat dan berusaha membuktikan pada sekitarnya bahwa ia layak bekerja di bidang tersebut.
3. Maintenance (45-64 tahun) : Perhatian utama pada tahap ini adalah berusaha untuk tetap berada pada posisi atau bidang pekerjaan yang digeluti sekarang, dimana ia juga harus bersaing dengan tenaga kerja yang lebih muda dan menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.
4. Disengagement (65 tahun ke atas) : Ditandai dengan menurunnya keterlibatan dalam bekerja, punya kecenderungan sebagai pengamat ketimbang sebagai pelaku. Lebih ingin menikmati masa pensiun.
Bila melihat pada tahapan karir di atas, tidaklah mengherankan bila pada kurun usia di bawah 30 tahun, seorang pekerja sering berpindah-pindah tempat kerja atau bahkan berubah-ubah dalam profesi kerjanya. Tapi Anda harus menetapkan satu bidang pekerjaan yang ingin Anda geluti sebelum Anda memasuki usia 30 tahun. Dalam bekerja juga dituntut kemauan untuk terus belajar, baik belajar secara ilmu mauipun kehidupan. Supaya ketika Anda memasuki usia 45 tahun, Anda tetap bisa menyesuaikan diri dengan segala kemajuan dan tuntutan perkembangan zaman dalam bekerja.

Tahapan karir di atas, menjadi landasan Anda untuk menyusun rencana karir. 5 langkah yang dapat Anda lakukan dalam perencanaan karir :

1. Tetapkan sasaran 5-10 tahun mendatang. Bidang pekerjaan apa dan posisi apa yang ingin Anda raih dalam 5-10 tahun mendatang ? Apa ambisi Anda dam prioritas Anda ?
2. Pikirkan pengembangan skill dan pengetahuan. Untuk mencapai sasaran pada point 1, pikirkan skill apa lagi yang harus Anda kembanagkan atau pelajari ? Apakah sesuatu yang berhubunganan dengan teknologi ? Pikirkan juga untuk mengembangkan skill dalam hal bahasa asing, interpersonal skill, communication skill, selling skill, dsb. Usahakan untuk up to date skill tersebut.
3. Mencari tanggung jawab yang lebih besar. Kembangkan kemampuan Anda dalam mengerjakan tugas-tugas. Ini terkait juga dengan skill pada point 2 serta pengembangan karakter. Nikmati setiap pengalaman hidup untuk memperluas kesadaran (awareness) Anda untuk semakin matang dan dipercaya mengemban tugas-tugas tertentu. Ciptakan kesempatan untuk dapat membuktikan kemampuan Anda tersebut.
4. Bangun jaringan (network). Luaskan pergaulan dan relasi Anda. Lingkungan pergaulan atau kumpulan orang-orang seperti apa yang harus Anda masuki ? Orang-orang seperti apa yang harus Anda kenal untuk meningkatkan karir Anda ? Barangkali Anda harus bergabung dalam organisasi profesional tertentu, milis tertentu. Hadiri seminar yang dapat membangun relasi atau jaringan Anda.
5. Evaluasi kemajuan. Tahap ini merupakan tahap terahir dimana Anda melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah Anda capai. Setelah melakukan evaluasi, susun kembali sasaran baru bila diperlukan.

Dengan menyusun perencanaan karir, maka akan memudahkan Anda untuk melakukan pengembangan karir. Dimana Anda akan terus menambah keterampilan, pengetahuan, dan relasi untuk pengembangan karir yang lebih baik lagi. Ada 7 tema dasar karir untuk pengembangan karir Anda :

1. Managerial competence. Anda menginginkan untuk menduduki posisi managerial. Untuk itu mutlak diperlukan kemampuan dalam leadership, tanggung jawab, menaikkan pemasukan bagi perusahaan, dsb.
2. Technical/function competence. Anda ingin menjadi seorang yang ahli (specialist) dalam satu bidang skill atau knowledge tertentu. Anda akan mencoba membangun identitas sebagai orang yang expert dibidang tersebut. Misalnya : seorang konsultan change management, Trainer SDM, pakar Java, dsb.
3. Security. Anda terfokus pada pekerjaan yang lingkungan pekerjaannya menyenangkan. Biasanya Anda akan cenderung memilih pekerjaan yang lokasinya tidak jauh dari rumah, atau Anda ingin memutuskan untuk bekerja di kota atau negara tertentu.
4. Mandiri. Anda memilih jenis pekerjaan yang bebas dari segala macam tuntutan, tidak menyukai pekerjaan yang terlalu banyak aturan, jam kerja yang mengikat, serta keharusan mengenakan seragam. Misalnya berkarir di dunia media/jurnalis, design, entertainment, dsb.
5. Creativity dan Entreprenuership. Anda lebih memilih untuk bekerja dalam bidang yang menghasilkan suatu produk atau jasa yang dimiliki oleh Anda sendiri. Dalam arti Anda memutuskan untuk berwirausaha.
6. Pure Challenge. Anda memiliki fokus utama untuk melakukan pekerjaan yang kompetitif dan menyukai pekerjaan yang menantang. Misalnya bekerja di dunia marketing, saham, bisnis, dsb.
7. Dedikasi. Anda menaruh perhatian pada pekerjaan yang berhubungan dengan dunia sosial, politik, keagamaan, atau bidang lain. Dimana nilai-nilai merupakan hal yang terpenting. Misalnya Anda memilih untuk berprofesi sebagai aktivis HAM, konselor, guru/dosen, dsb.
8. Life-style integration. Anda berusaha untuk menyeimbangkan antara bekerja, keluarga, kesenangan, serta aktivitas lainnya. Tidak ada salah satu yang ingin Anda korbankan. Pada bagian ini, Anda dituntut untuk bisa multi tasking, punya management diri yang baik, serta konsentrasi yang kuat.
Sekarang keputusan di tangan Anda, bidikkan karir Anda dengan pertimbangan yang matang.
Selamat berkarya !!
”Jangan pernah bercita-cita menjadi manusia yang sukses, tapi berpikirlah untuk menjadi manusia yang bernilai.” (Albert Einstein)
*) Penulis adalah Konsultan Binus Career
For consultation please email to esther@binus.edu

Sumber ke-2

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KARIR
oleh
Wakhinuddin
Menurut Ginzberg perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
- Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)
- Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
- Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)
Pada tahap fantasi anak sering kali menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dll. Mereka juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan mereka. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Mereka memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu. Dalam hal ini orang tua dan pendidik tidak perlu cemas atau pun gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua atau pun pendidik. Dalam tahap ini anak belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena mereka belum mengetahui bakat, minat, dan potensi mereka yang sebenarnya. Mereka sekedar berfantasi saja secara bebas, sifatnya sama sekali tidak mengikat.

Gambar : Hubungan Antara Struktur Sekolah dan Tenaga Kerja di Indonesia

Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni: (1) sub tahap Minat (Interest); (2) sub tahap Kapasitas (Capacity); (3) sub tahap Nilai (Values) dan (4) sub tahap Transisi (Transition). Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang lain dalam bidang bahasa, atau lain lagi bidang olah raga.
Gambar : Klasifikasi okupasi

Pada sub tahap minat (11-12 tahun) anak cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja; sedangkan pada sub tahap kapasitas/kemampuan (13-14 tahun) anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai (15-16 tahun) anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada sub tahap transisi (17-18 tahun) anak sudah mampu memikirkan atau “merencanakan” karier mereka berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis, di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif. Tahap realistis dibagi menjadi 3 (tiga) sub-tahap, yakni sub-sub tahap (1) eksplorasi (exploration), (2) kristalisasi (chystallization), dan spesifikasi/penentuan (specification).
Pada sub tahap eksplorasi umumnya remaja mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Mereka menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, serta nilai-nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah memilih sekolah lanjutan yang sekiranya sejalan dengan karier yang akan mereka tekuni. Pada sub tahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, remaja mulai merasa mantap dengan pekerjaan/karier tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, maka remaja makin terarah pada karier tertentu meskipun belum mengambil keputusan final. Akhirnya, pada sub tahap spesifikasi remaja sudah mampu mengambil keputusan yang jelas tentang karier yang akan dipilihnya.

Gambar : Perkembangan karir
Menurut Super perkembangan karier manusia dapat dibagi menjadi 5 (lima) fase, yaitu:
(1) Fase pengembangan (Growth) yang meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase ini anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri (self-concept structure);
(2) Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, di mana saat ini remaja mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat;
(3) Fase pemantaban (establishment), antara umur 25 – 44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih karier tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negatif dari pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh ia lalu bisa menentukan apakah ia akan terus dengan karier yang telah dijalani atau berubah haluan.
(4) Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, di mana orang sudah mantab dengan pekerjaannya dan memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir;
(5) Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau melepaskan jabatan tertentu. Dalam fase ini orang membebaskan diri dari dunia kerja formal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love