Kesan Redaksi Kata

Bismillahirrahmanirrahim...

       Pembahasan ini mengenai penyampaian redaksi (kata-kata) yang memberikan kesan berbeda setelah diucapkannya. Kenapa tiba-tiba keingetan pngen nulis tentang 'redaksi kata'? soalnya saya ngerasa, kesan dari penyampaian itu bakal kasih respon yang berbeda bahkan bisa kasih labeling ke seseorang juga berbeda. Penyampaian yang berbeda ini mungkin relatif untuk setiap orang tergantung cara pikir dan pembawaan dari orang itu sendiri.
          Jadi diskusi mengenai 'pembawaan' ini pernah diuraikan jelas sama senior saya dan memang bener kata beliau pun pembawaan orang itu berpengaruh sama sikap dan penyampaian kata yang dia sampaikan. Lalu kenapa kita harus memperhitungkan tentang kata? karena Islam mengajarkan untuk pandai-pandai menjaga kata-kata (berucap dengan baik) karena ucapan kita bisa menjadi sebab kita terjerumus ke dalam neraka, naudzubillah, lalu kesan yang muncul dari redaksi kata akan berpengaruh bagaimana respon pendengar tentang apa yang kita ucapkan. Maksudnya, hanya dengan redaksi yang berbeda maka respon yang diberikan pun akan berbeda. Nah, lebih baik kita pandai mengelola 'redaksi kata' kan dari pada menuntut orang untuk menjadi apa yang kita harapkan dengan ucapan yang kurang tepat :).
           Redaksi kata ini meliputi banyak hal dari aspek yang berbeda-beda pula. Misalnya...
Kata 'membatasi' dan 'membingkai' itu punya kesan yang berbeda kan? 

'Membatasi' > menunjukkan bahwa objek yang dituju itu negatif, atau termasuk kata kerja untuk larangan dan seperti kita tau kalo kalimat larangan itu tidak disukai bahkan sering kali dihindari.

Sedangkan kata, 'Membingkai' > memiliki arti melindungi sesuatu yang berharga agar terlihat rapi, indah dan berseni atau menjadikan sesuatu yang berharga itu lebih bernilai.           

        Jika divisualisasikan, membatasi diibaratkan pagar baja, tajam yang mengekang habis semua kebebasan dan keingintahuan, tetapi membingkai itu berkesan melindungi, mempercantik dan menghargai agar menjadi lebih indah dan bernilai.

Lalu kata :
'Sadari' dan 'Menyadari' 
Keduanya hanya berbeda imbuhan tetapi memberikan kesan yang berbeda. 'Sadari' memiliki kesan sebagai kalimat perintah, atau terkesan berat. Tetapi kata menyadari, memberikan kesan introspeksi diri sendiri untuk kebaikan diri sendiri bukan atas dasar larangan atau tuntutan.

'Memberi' dan 'Berbagi'
Memberi berkesan satu pihak lebih tinggi posisi atau kedudukannya, atau lebih tua atau lebih berkehendak. Sedangkan berbagi, dua objek yang menerima dan memberi memiliki kedudukan yang sama, dengan kesan ikhlas untuk saling memberi kebermanfaatan.
            Jadi maksud saya membahas hal sebagian orang menganggap hal ini sepele, tapi maknanya berbeda, menyadarkan saya betapa kata-kata itu bisa menyihir seseorang agar selalu taat, bersikap baik dan memiliki kesadaran untuk berubah lebih baik dari diri sendiri, bukan berdasarkan pada larangan, perintah atau tuntutan yang sebenarnya bersifat sementara (kesadarannya).
            Maka jika ingin agar orang lain (adik, saudara, teman atau orang tua) lebih mengerti keinginan kita, pendapat kita dan memberikan kesan baik dalam kondisi yang nyaman, maka pandai-pandailah memilah milah kata yang terbaik untuk diucapkan dan dirasakan oleh lawan bicara kita agar kesan pertama menjadi pintu awal kita menjalin komunikasi yang baik, lancar dan konsisten. Saya rasa berpengaruh juga pada perhatian, kepekaan terhadap lawan bicara yang memberikan kesan baik dari penyampaian yang diucapkannya ^-^

"Jadilah orang yang lebih peka, lebih perhatian dan ucapkanlah yang terbaik dari yang bisa diucapkan, karena semua ucapan baik atau buruk akan dipertanggung jawabkan kelak. Lebih baik mencegah sejak dini, karena pertanggung jawaban kelak tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan."

#JustShare
                  
 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah