Akibat Dosa

Bismillahirrahmanirrahim

Entah kenapa, hari ini rasanya asa lelah lebih dari biasanya, pdhl sering begadang juga, tapi ko kemarin malem asa begitu berat rasany..

Stelah melayat teman SMA ku yang meninggal dunia karena sakit kronis, tb paru, periotitis dan obstruksi usus. Innalillahi wa inna ilahi rajiun. Ketika mendengarkan kaget juga, karena sudah hampir 5 tahun lebih tidak bertemu atau berhubungan lewat apapun. Tidak tau keadaannya sama sekali selepas kelulusan dan ketika tau, sedihnya, adalah berita duka.

Perasaan ini entah kenapa, begitu dingin dan seperti tak tersentuh, tak menemukan hikmah mendalam dari kejadian ini. Apakah hatiku benar-benar telah membatu? keras karena dosa yang begitu menumpuk, hati yang dengki dan kotor?

Astafirullahalazim.. semoga Allah masih membuka pintu ampunan untuk mentaubatu segala dosa-dosaku..

Aku merasa hampir ingin menangis ketika melihat sekujur tubuh seorang wanita, seumuranku, terbungkus kain tak berdaya, tak bergerak sama sekali dan aku sadar, kalo ia tidak akan bisa berbincang-bincang dengan kami lagi. Dia sudah meninggal dunia, dia sudah kembali ke sisi Allah SWT.

Sedangkan kami yang masih hidup, tidak menyadari betapa kematian begitu dekatnya, begitu rahasianya Allah menskenariokan kehidupan kita. Disana saat aku ingin menumpahkan semua air mata, namun aku tahan erat-erat, aku kembalikan lagi hati yang sedang bermuhasabah kepadaMu kepada hatiku yang kaku seperti sebelumnya. Aku menyembunyikannya dari teman-temanku, tidak ingin mereka merasa khawatir karena tangisanku nanti.

Ketika menyolati jasadnya, ibunya berdoa terus sambil terisak. Namun ayahnya begitu tabah menyambut kedatangan kami dan memberikan yang terbaik, padahal kami disana tidak berperan apa-apa. Kami hanya menyisihkan sedikit waktu sisa kami. Bahkan hari-hari sebelumnya, hanya beberapa dari kami yang peduli untuk menjenguknya ketika masih kritis di icu.

Dan aku hanya salah satu teman formalitas yang datang terlambat, rencanaku untuk menjenguknya yang sedang kritis, hanya jarak 10 menit, berubah menjadi niat untuk melayatnya. Begitu miris dan merasa ingin menyalahkan diri sendiri atas keterlambatan sikapku ini.

Aku benar-benar manusia akhir zaman yang sangat mementingkan diri sendiri daripada orang lain, menyelamatkan diri sendiri daripada mengorbankan sedikit waktu untuk mendatanginya ketika ia sedang sekarat. Aku malu sebenarnya. Aku merasa tidak layak untuk melayatnya, karena aku tidak pernah melakukan apa-apa untuknya.

Almarhumah denganku sangat jauh berbeda. Dia pekerja keras dan sangat tabah, hingga penyakitnya yang menahun itu tidak iya perdulikan, ia hanya perduli bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada para pasien-pasiennya. Bukan sepertiku yang kerjanya hanya menuntut hak saja terus menerus kepada setiap orang, bahkan kewajiban pun sering lupa kulakukan hingga orang lain mengingatkanku.

Kejadian ini menamparku begitu kuat. Dia dengan totalitasnya hingga mengorbankan dirinya sendiri, sedangkan aku? Bukan apa-apa, aku jarang berkorban untuk orang lain, menurutku itu rugi, padahal orang-orang disekitarku begitu sering berkorban untukku tanpa pamrih sedikitpun. Tak tahu diri, mungkin itulah kata yang pantas untukku. Kini aku tidak tau, sebenarnya aku masih berkesempatan untuk menjadi lebih baik atau tidak, apakah oporunitas itu masih berlaku untukku yang terlalu hitam legam karena keburukan?

Sehina-hinanya diriku, aku akan tetap bersedih ketika ada orang lain menyadari betapa hitam legamnya jiwa ini. Sedih, malu dan aku merasa begitu tak berharga. Bahkan perasaan untuk bertaubat pun ak takut untuk mencoba memilikinya, karena aku takut tidak punya kesempatan yang sama seperti orang lain untuk meminta ampunanNya.

Namun aku tau, bahkan batu yang keras sekalipun akan luluh juga karena tetesan air terus menerus. Mungkin begitu pula dengan hatiu yang hitam legam dan keras ini. Aku berharap selalu, semoga usaha-usahaku mendekatiNya, menggodaNya dan mengemis kasihNya tidak sia-sia. Semoga hitam ini kan berubah, begitupun kerasnya hati ini kan melunak dengan paparan cahaya hikmahMu ya Allah.

Izinkanlah aku untuk terus mentaubati dosa dan setiap celah hitam dalam diri. (Misspure, 13 Juni 2015)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love