Weakness

Bismillah..
Pasca pms, entah kenapa masuk ke fase-fase lemah, rapuh dan sensitif dalam segala hal. Utamanya masalah hati, pemikiran, realita, harapan dan cita-cita. Semua yang saling berkaitan, berpadu aduk dalam suatu kekacauan dalam diri.

Malam ini rasanya semua beradu-adu dan kembali menggoyahkan kekuatan pribadi. Sedih, gelisah, kecewa, khawatir, rendah diri campur aduh dalam sebuah batas antara mimpi dan realita.

Saya sadar bahwa fase ini merupakan fase ujian hati yang harus saya lalui, maka saya coba untuk menuangkannya, dengan tujuan untuk melepaskannya sehingga tidak lagi menjadi kendala atau kegelisahan yang kian mencengkram erat.

Kebahagiaan di sekeliling saya, sudah seharusnya saya syukuri akan kesemuanya itu. Tapi kini saya merasa tidak berdaya guna, tidak bermanfaat bagi orang-orang yang saya sayangi dan hormati. Kini saya sedang merasa dalam posisi terendah di bawah alam sadar saya. Mungkin ini akibat futur atau gersangnya kalbu.Rasanya begitu rapuh, begitu menyedihkan, semuanya, semua yang telah terjadi. Kekecewaan saya seakan kembali muncul di permukaan hati dan mulai mencabik-cabik hati yang telah luka.

Dalam pikiranku, mengapa? mengapa? belum ada kesempatan bagiku untuk lebih memahami, lebih mengerti kondisi yang seharusnya tidak terjadi.

Dala pikiranku, mengapa? mengapa? sesuatu yang aku yakini, aku senangi berada di dalamnya tidak menjadi solusi nyata bagi orang-orang yang aku sayangi, aku hormati.

Dalam pikiranku yang kelu, rasanya semakin banyak berfikir negatif, semakin besar luka-luka dalam hati yang sudah sejak lama kusembuhkan lebih dini.

Kuingin kuatkan kembali hati ini, yakinkan kembali pikiranku ini bahwa Allahlah yang akan memberikan keputusan terbaik bagiku, bagi pikiranku dan bagi agamaku. Karena rasanya kapasitas hati dan pikiran diri ini belum mampu menampung semua harapan yang melangit-langit, yang melayang-layang ramai di bawah sadarku.

Kala ini, kala hati sedang meresah dalam kesendirian malam, kurasaka banyak hal yang menyelimuti jiwa. Air mata pun tidak harus ditumpahkan, tapi hati inilah yang sedang menangis, merasa lemah, rapuh dan tak berdaya menanggung beban pikiran yang melayang terlalu jauh. Rasanya perlu penguatan kembali hati dan pikiran agar kembali dalam keadaan sebelumnya.

Biarlah Allah yang menentukan keputusan yang terbaik bagiku...
Biarlah Dia yang berkehendak terhadap diri ini yang tak berdaya apa-apa walau hanya sebatas pikiran...
Biarlah Dia yang senantiasa menguatkan kembali hati yang tercabik, pikiran yang meracang...
Ya Allah berikanlah sepercik kekuatanMu untukku agar senantiasa mampu menguatkan diri ketika lemah, mengkokohkan jiwa ketika rapuh...
Tunjukkanlah hakikat kebenaranMu dalam setiap aktivitasku, agar tidak salah ku pilih jalanku...
Aaamiiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The problem is YOU!

Tentang Tarbiyah & Halaqah

Sungguh Menyakitkan