Syukur & Sabar

Ketika resah, gundah hadir dalam diri. Kebingungan mulai merajalela, entah apa yang harus dilakukan. Mencoba bangkit, tapi sulit sangat sulit. Saat itu seolah tak ada yang bisa dilakukan selain berdiam. Tapi bukan itu ternyata, bukan diam jawabnya. Karena diam tidak menyelesaikan apapun

Lalu kucoba untuk bersyukur…

Menerima dengan ikhlas dan rela akan segala ketentuaNya, yang tidak tercapai ataupun yang terlaksana. Perlahan-lahan, kucoba untuk menjadikannya biasa dalam hati dan pola pikirku. Kemudian kurasakan hadirnya Dia dalam setiap langkahku yang berliku, biarpun begitu tenang rasanya hati ini.

Kemudian syukur ini tak cukup denganya sendiri…

Kembali kudekatkan syukur dengan sabar. Kucoba sekali lagi menjalani hariku dengan keduanya terlibat dalam setiap langkahku. Kurasakan kedekatanNya semakin merangkul diriku yang lemah tak berdaya, membelaiku yang kusam dengan keterbatasan dengan sangat lembut, mengajarkan segala hal, memaknai kehidupanku dan berkahNya yang tiada akhir. Ternyata rahmatNya ‘terlihat’, ‘terasa’, ‘tersentuh’ dan diriku ‘tersadar’ ketika menyertakan syukur dan sabar dalam kehidupanku.

Mungkin karena Allah senantiasa mendekatkan diri kepada orang yang suci, maka hanya orang-orang yang berusaha mensucikan diri yang mampu bersyukur dan bersabar terhadap segala rahmat yang Ia berikan.

Ku sadar kini, ketika ingin ku mulai untuk memperbaiki dan mengembangkan potensi diri, maka terlebih dulu belajarlah untuk mampu bersyukur dan bersabar sebagai prasyarat menjajaki tahapan selanjutnya ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"