About Me

Seorang gadis biasa yang menjadi seorang akhwat dengan binaan yang rutin semenjak duduk di bangku smp yaitu SMP Negeri 5 Bandung. Walaupun pembinaan jarang diikutinya saat itu, karena psikoligisnya masih labil dan cenderung menolak, tetapi setiap kata-kata dan nasihat dari pembinanya melekat kuat di benaknya. Selain itu saat masih sd di SD Negeri Tikukur I Bandung, kedua orang tuanya mengikutsertakan dia, saudara kembarnya juga adiknya untuk mengikuti tka/tpa yang berada dekat rumahnya yaitu, TKA/TPA Al-Manar, sejak sebelum dia masuk tk. Awalnya orang tua bermaksud untuk menyediakan tempat untuk bermain dan berteman, ternyata selain itu juga para guru-guru muda yang shalih shalihah membina terus keimanan, ketaqwaan dan pemahamannya terhadap agama islam dengan sangat baik, sehingga kini dia cukup memahami dan terukir kuat keimanan islam dalam dirinya, walaupun keimanan itu selalu pasang surut seiring dengan berjalannya waktu, bertambahnya umur dan perkembangan lingkungan hidupnya. Pembinaan di smp pun berhenti ketika tiba saat masa-masa ujian, dia berhenti mengikuti pembinaan.

Mulai di sma barunya yaitu SMA Negeri 7 Bandung, karena sma itu adalah pilihannya yang ketika, dia kurang puas akan hal itu, atau mungkin cukup kecewa. Tetapi walaupun begitu, dia berusaha untuk menjadi rajin, untuk memperbaiki kesalahannya seperti di smpnya dulu, yaitu tidak memaksimalkan belajar dan terlalu menyepelekan sesuatu. Disana dia fokus kepada pelajaran dan berusaha untuk meningkatkan kepercayaan dirinya yang sempat jatuh. Dia coba untuk mencalonkan diri menjadi sekretaris, tanpa disangka-sangka ternyata dia terpilih menjadi sekretaris walaupun hanya sekretaris II. Dari situlah dimulai hari-harinya yang penuh warna walaupun awalnya dia kecewa, tetapi setelah menjalaninya dan menyadari bahwa pemberian Alloh swt harus selalu kita syukuri karena jika tidak maka akhirnya kan kecewa.

Kenaikan kelas hampir dekat, dia bingung apakah akan melaksanakan keinginannya yang dulu saat masuk atau tidak, yaitu pindah ke sma yang favorit. Sesaat dia melupakan hal itu, tetapi ketika ujian-ujian kenaikan telah selesai dan liburan pun tiba. Orang tuanya mengingatkan kembali tentang hal itu, dan kebetulan juga beliau telah merencanakan berbagai prosedur untuk melaksanakannya. Jadilah dia harus mengikuti ujian perpindahan ke sma barunya, sma yang sama dengan saudara kembarnya. Ujian telah selesai dengan sangat sukses, tetapi hatinya masih bimbang. Dia putusakan untuk menggantungkan pada hasil ujiannya nanti. Tanpa diduga-duga ternyata dia berhasil lulus ujian saringan masuk untuk pindah ke sma barunya itu, yaitu SMA Negeri 2 Bandung. Disanalah dimulainya kembali pembinaan yang dahulu sempat terhenti.

Alhamdulillah wa syukurillah disana dia masuk ke kelas yang religius dan kelas unggulan. Teman-temanya kebanyakan pintar, cerdas, dan berwawasan luas tidak seperti dirinya yang biasa-biasa saja atau bahkan sangat kurang wawasannya. Walaupun begitu, dia berhasil bergaul dengan baik dan dapat berbahagia dengan teman-teman barunya yang pengertian, baik, juga humoris. Salah satu ketakutannya telah hilang, kini muncul lagi ketidakmampuan untuk mendapatkan nilai yang baik atau paling tidak nilai yang standar dengan teman-temannya. Mungkin karena sejak smp dia tidak faham apa artinya belajar itu, dan di sma 7 tidak begitu ditekankan menjadi yang terbaik, dia cukup kewalahan. Tetapi walaupun begitu, dia selalu berusaha menyamai teman-temannya yang telah faham apa artinya belajar itu, dia berhasil lulus dengan nilai yang standar, cukup baik tidak buruk.

Saat orang lain sedang belajar keras mempersiapkan snmptn, dia dan saudara kembarnya malah mengikuti kursus bahasa jerman di jakarta, dia meninggalkan les persiapan snmptnnya. Sebelumnya dia telah mengikuti saringan masuk universitas padjadjaran atau SMUP sebagai cadangan kalau-kalau tidak lulus snmptn. Kursus bahasa ini sebenarnya adlah persiapan bahasa untuk melanjutkan kuliah di jerman. Mereka sempat belajar dan tinggal disana selama beberapa bulan. Snmptn pun mereka mengikutinya, hanya saja persiapan mereka sangatlah kurang sekali, sehingga tidak satupun dari mereka yang lolos ujian itu. Kursus pun dihentikan karena berbagai hal yang telah dipertimbangkan kedua orang tuannya. Sedih mungkin hatinya, tidak dapat melanjutkan studi di jerman sana, yang telah didambakannya semenjak sebelum ujian akhir sekolah atau UAS. Tetapi setelah difahami kembali, akhirnya dia sadar bahwa dengan membatalkannya dunia tidak akan runtuh, hidupnya masih terbuka lebar untuk melanjutkan studi.

Akhirnya dia mengambil pilihan keduanya, yaitu Universitas Padjadjaran untuk melanjutkan studi selanjutnya. Awalnya muncul rasa kecewa saat memilihnya. Kecewa karena gagal melanjutkan studi di jerman dan karena mendapat pilihan kedua kelulusan SMUPnya. Dengan pengalamannya dahulu saat di sma, dia tidak akan menyesal dan akan menjalaninya dengan sebaik-baiknya, karena dia telah dikuliahkan oleh orang tuannya, maka dia harus bisa menjaga amanah kedua orang tuannya untuk melanjutkan studi di universitas negeri.

Disinilah dia harus memulai segalanya dengan lebih baik, lebih dewasa, lebih profesional, dan lebih berwarna dari sebelumnya. Juga dia harus dapat membentuk karakteristik yang kuat sebagai mahasiswa yang independen, berwawasan luas, kritis, dan berdasarkan ketaqwaan kepada Alloh Tuhan Yang Maha Esa. Kehidupannya di dunia perkuliahan kini, tentulah berbeda dengan sd, smp dan sma. Saat ini dia telah menginjak masa kedewasaan awal, oleh karena itu, dia harus berfikir, berbuat, berkata secara profesional, karena kini dia telah dewasa. Berfikir, berbuat, berucap dengan pertimbangan yang matang, tidak didasari dengan emosi sesaat. Juga harus dapat lebih berbakti kepada orang tuannya yang semakin bertambah lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love