Muhasabah Ramadhan 1443H (2022)

بسم الله الرحمن الرحيم
 
 Mengurai kembali ramadhan sebulan yang lalu, ada beberapa hal yang saya sadari dan penting untuk ditancap dalam djiwa

  • Ramadhan itu bulan eksekusi, artinya tahapan rencana, persiapan, latihan gladi resiknya mesti banget dilakukan beberapa bulan sebelum. Bisa dikatakan 11 bulan sebelumnya itulah kesempatan terbaik
  • Ramadhan itu benar-benar bulan mulia yang sangat spesial dan berharga lebih dari apapun. Jangan sampai terlewatkan tiap detiknya tanpa aktivitas ibadah, beramal, produktifitas yang berfaedah.. Kalaupun sulit, harus memaksakan diri sesulit apapun. Bayangin aja dikasih anugerah Ramadhan itu kan cuma 1x dalam setahun. Itupun kalau tahun depan masih ada umur, bisa berharap lagi dapet kemuliaan ramadhan
  • Sebelum ramadhan, mesti latihan untuk clearing negative mindset. Pilah-pilah yang harus dibuang, yang harus dikeep. Konten baper, konten isekyur, konten julid, buangin dikit-dikit sampai pas nyampe waktunya, bisa konsentrasi penuh
  • Cutting waktu untuk media sosial scrolling dan memasak ribet. Bikin stok makanan sebulan, planning baik-baik, banyakin sayuran buah-buahan, karena karbo cuma bikin lemes dan perut ga nyaman
  • Genjot tubuh buat olahraga waktu puasa, karena badan kita ga terbiasa dengan jadwal Ramdhan yang super padat, yang kalau dihitung waktu istirahat sekitaran 4-5 jam aja. Supaya diluar waktu itu bisa full ibadah, terutama di waktu kritis tapi gems (jam2-sebelum azan subuh-setelah shalat subuh)
  • Paksakeun don't sleep after sahoor. Kerjain aktivitas motorik yang mengharuskan gerakin badan. Bisa sambil denger kajian atau dzikir 
  • Agar ramadhan bisa ibadah berjamaah tanpa terganggu bocah, maka : ajak anak tidur siang, makan cukup, banyakin aktivitas di siang hari supaya kuat puasa, atau aktivitas di luar rumah supaya ga jenuh
Intinya : Konsentrasi pada proses, Tetap jaga ketenangan pikiran dan djiwa, Buang hal ga esensial
 
Harapanku di Ramadan tahun depan 1444H :
  • Anak-anak bisa full shalat 5 waktu dengan antusias, full shaum ramadhan sampai magrib, merasa puas dan get the best moment about Ramadan, bisa mulai baca al-qur'an
  • Suami bisa lebih sering terlibat dan mengimam shalat. Diakhiri dengan tausyiah pendek dan memimpin do'a-do'a kebaikan untuk keluarga dan umat
  • Pola makan lebih teratur, tidak lagi keteteran siapin masakan
  • Badan fit dan ga lemes saat menjalankan shaum dan ibadah di malam hari
  • Olahraga ringan yang istiqomah
  • Bisa terlibat mengajar iqro di masjid, jadi penyedia ifthar lebih banyak, jadi penyedia snack anak dan doorprize untuk anak yang ikut tarawih, jadi penyedia ifthar untuk orang tidak mampu, lebih sering bersilaturahim dengan tetangga dan kenalan di Jogja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah