Akhwat, Never Give Up!

..Bismillahirrahmanirraim..

Alhamdulillah disela-sela kesibukan dengan tugas-tugas yang hampir full seminggu ini, yang telah menyita waktu istirahat, merandom gaya hidup dan kepenatan lainnya Allah masih memberikan kesempatan saya memetik hikmah dari langkah-langkah pengalaman saya.


Pengalaman sederhana yang membawa berjuta kesan tiada terduga. Sebuah hikmah yang membuka kembali mata saya, menyalakan kembali semangat-semangat saya yang sedang redup.

Hari minggu, janji dan niat saya untuk memeriahkan acara keputrian An-Nahl dengan menjadi peserta dalam lomba yang dilaksanakan oleh keputrian Shofuro. Saya dan rekan mbanur datang pukul 11 untuk daftar ulang perlombaan. Karena seminar belum rampung, maka kami dipersilakan untuk menunggu hingga seminar selesei. Seminar keakhwatan ini membahas tentang bagaimana seorang akhwat dapat survive di negeri orang, tips bepergian ke macanegara seorang diri dan memanfaatkan relasi. Pengalaman yang sangat menarik dan menarik perhatian saya untuk menyimaknya. Pembicara yang mengisi acara tersebut yaitu Mba Asma Nadia, penulis handal yang banyak menulis seputar segala hal mengenai remaja, perempuan dan membagikan kebaikan lewat kisah-kisah yang mengandung hikmah lewat novel-novelnya. Kemudian pembicara kedua yaitu alumni fakultas kedokteran yang sedang ko-ass juga kakak kostan tempat saya kos dulu, Teh Almira Aliyannisa.

Perempuan-perempuan itu memiliki karakter, tekad dan semangat yang kuat, terlihat dari cara bicara, pengungkapan-pengungkapannya yang matang dan mudah dimengerti. Keduanya membagikan pengalaman-pengalaman mereka dengan gayanya masing-masing, serta mengungkapkan hikmah-hikmah dan kesan mereka setelah mengalami perjalanan di negeri orang. Pengalaman luar biasa untuk seorang akhwat dengan jilbab menutupi seluruh auratnya, yang mungkin dipandang sinis oleh beberapa orang fanatik di luar sana. Tapi mereka dengan luwesnya menjelaskan, memahamkan dan membagikan pengalaman mereka yang uniq, sedih bahkan senang. Maksud inti dari setiap perjalanan akhwat yang mereka sampaikan adalah bahwa kita harus percaya kepada Allah dengan apapun yang akan kita hadapi di luar sana. Karena Dia Maha Adil & Maha Bijaksana. Serta agar kita harus tetap dapat menjaga ibadah-ibadah kita walaupun di tempat yang berbeda dan diantara orang-orang yang tidak melaksanakan ibadah seperti kita.

Kata-kata yang selalu terngiang-ngiang di dalam ingatan saya yaitu ucapan mba asma dan teh almira.
Mba asma meyakinkan kita sebagai akhwat untuk  

TIDAK menggantungan harapan, cita-cita kita pada siapapun kecuali ALLAH dan diri kita sendiri, karena penentu keberhasilan adalah bagaimana kita mampu mengalahkan ketakutan kita, kekuranga kita untuk mencapai harapan-harapan besar yang kita inginkan.

Saya menangkap inti dari nasehat itu : La Tahzan, janganlah akhwat berputus asa karena kegagalan sesuatu, janganlah minder karena sangkaan-sangkaan buruk orang lain tentang kita, karena yang paling mengetahui tentang diri kita hanyalah diri kita sendiri bukan siapa-siapa bahkan bukan orang tua kita. Yakinlah bahwa diri kita yang sekarang bukanlah cerminan diri kita di masa yang akan datang, potensi kita masih sangat luas untuk dikembangkan sehingga jangan menyerah untuk beberapa alasan kecil tiada berarti.

Nasehat kedua saya dapatkan dari teh almira atau lebih akrab dipanggil teh moi. Beliau membagikan pengalamannya saat akan melaksanakan Student Exchage ke Jepang. Hal ini merupakan pertimbangan yang sangat berat karena untuk pertama kalinya harus meninggalkan saudara, kedua orang tua untuk menuntut ilmu. Teh moi menjelaskan bahwa saat itu beragam ketakutan pasti akan muncul tetapi dia yakin bahwa keinginannnya yang besar akan mampu mengalahkan ketakut-ketakutannya yang tidak seberapa. Dalam definisi teh moi menyampaikan kata-kata yang sering memotivasinya yaitu :

Ketakutan adala sebuah penilaian pada suatu anggapan bahwa masih banyak hal yang harus difikirkan dan didahulukan ketimbang mendahulukan ketakutan tersebut.

Kalau sebutan Pa Mario mah, SUPER SEKALI!


Ya memang kita sebagai akhwat harus seperti itu, bukan karena mengusung faham feminisme atau karena perempuan pun memiliki derajat yang sama seperti laki-laki, tapi kita (khususnya saya sendiri) harus yakin bahwa kita pun kaum perempuan adalah Khalifah yang akan menjadi wali Allah dalam menyebarkan kebaikan lewat beragam cara, beragam jalan serta mencetak generasi-generasi tangguh. Maka inti yang saya dapatkan yaitu agar kita tidak mudah menyerah dan percaya dirilah untuk menggali potensi-potensi kita yang lain serta mampu meraih cita dan harapan yang kita inginkan di masa depan, dunia dan akhirat ^^

Insya Allah dapat tercapai..
Ya Allah mohon kabulkanlah~

Akhirul kalam Wassalamu'alaikum wr.wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love