Tears

Hari ini kuberusaha menelfon dia yang berada jauh disana

Begitu sulitnya kini
Hanya untuk mendengar suaranya saja sangat minim kesempatan, apalagi sampai bercanda mesra

Walaupun hati telah dipenuhi rasa rindu
Pikiran dan raga sudah ingin sekali bertemu
Namun hanya sebaik pesan dan beberapa menit telfon bisa kami alami
Suatu kenikmatan yang tak terhingga

Meskipun kami seringkali bertengkar
Sering saling menyakiti, saling mengabaikan
Namun perpisahan sesaat ini begitu memilukan

Aku yang terus merasa pedih karena dirinya kelelahan berlebih
Dia yang juga merasa pedih, memikirkan masa berharganya dengan anak-anak yang harus terlewatkan
Begitu berharganya hingga tidak bisa dibeli dengan uang

Kini kami sama-sama merasakan pedih, merasakan sakit dan merasa teruji dengan fase residensi ini
Bukan kemewahan yang kuingin kan, namun kebersamaan dengannya menjadi suami kemewahan bagi diriku dan anak-anakku

Biarkanku mengadu padaNya
Agar ia menunjukkan jalan kami
Agar kami mampu bertahan, mampu tetap sehat akal, mental, jiwa dan raga
Untuk menghadapi dan menjalani fase kehidupan terberat kami ini dengan suka cita, penuh kebersyukuran dan perjuangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love