'Saudara' dan 'Sekutu'

Bismillahirahmanirrahim..
                                  Iseng-iseng berhadiah, surfing bentar dapet info menarik..
                                                                           Tentang perbedaan yang sangat signifikan..

'Kita' = Saudara
'Mereka' = Sekutu

~Berbeda nyata~
Saudara : ikatan teramat sangat kuat yang didasarkan oleh darah yang sama (satu keturunan)
Saudara seiman (ukhuwah) : ikatan yang sangat kuat berlandaskan iman dan pengharapan kepada Sang Maha Pencipta

~Sedangkan~
Sekutu : hubungan antara kedua orang atau dua pihak yang memiliki kepentingan atau tujuan yang sama saja.


Jelas sudah tersirat bahwa kita mampu dan harus mengeratkan ikatan ukhwah ini, karena Allah telah berfirman dalam surat Al-Hujurat (10) :
"Sesungguhnya orang-orang muslim itu bersaudara"

dan Rasulullah pun mengajarkan tentang 'persaudaraan islam' (ukhuwah fi din Al-Islam), beliau bersabda :
"Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku"

Seperti yang saya rasakan ketika mulai memasuki dunia perkuliahan pada tahun 2008. Pada mulanya saya merasakan hal yang benar-benar berbeda, sangat berbeda dan menghadirkan banyak kekhawatiran tanpa alasan.
Tetapi semuanya sirna dengan hadirnya ukhuwah islamiyah. Tidak pernah saya kira sebelumnya bahwa dua atau lebih orang dengan iman yang sama, kepercayan yang teguh mampu saling menguatkan dalam berbagai hal hanya dengan landasan ukhuwah.

Sesuatu yang ajaib mungkin seperti yang dahulu saya rasakan. Tapi seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari bahwa ukhuwah islamiyah itu penting diterapkan di setiap segmen kehidupan. Tanpa adanya saling mencintai karena Allah, akan timbul hal-hal yang negatif, merusak niat dan meluluhkan aqidah.

Kembali kepada realita, apakah bisa semua orang yang kita kasihi mampu memahaminya?
Tentu tidak semudah menggerakkan ujung jari..

Diperlukan usaha-usaha, pengorbanan, amaliyah tiada henti agar mampu menunjukkan bahwa 'kita adalah saudara'.


Hal ini pun yang ingin saya tekankan. Beberapa fenomena dakwah kita, misalnya bermunculan barisan-barisan adk penuh kekecewaan berasal dari ukhuwah.

Ukhuwah yang dilaksanakan dengan istiqomah akan mampu mengeratkan dan semakin menguatkan kedua belah fihak. Sebaliknya, dengan berhenti untuk saling memperhatikan, untuk saling memahami, tsiqoh yang terpatri akan mulai luluh, luluh hingga mampu mencapai kefuturah berkepanjangan.

Dalam buku 'Yang Berguguran Di Jalan Dakwah' dijelaskan dan ditekankan mengenai hal ini. Alasan utama yang biasa terjadi karena terhentinya aktivitas saling menguatkan (entah karena kesibukan atau faktor lainnya), yang mampu menghentikan keistiqomahan jundi-jundi yang mulanya bersiap menjadi kecewa.

Karena ukhwuah islamiyah ini bukan sekedar ikatan dinas kampus, yang selesai begitu tiba waktu wisuda. Berat memang, karena istiqomah dibidang apapun memerlukan pengorbanan. Pengorbanan dakwah kan berbuah surga, insya Allah.


Saya ingin mengucap syukur karena Allah telah mentakdirkan saya berkuliah dengan orang-orang cerdas yang shaleh shalehah. Tidak ada sedikitpun rasa sesal, lelah ataupun gelisah seperti sebelumnya. Tidak ada lagi istilah 'sekutu' dalam penyebutan rekan-rekan di kampus ini.

Pesan saya sebagai mahasiswa yang mencintai kampus sebagai tempat pembinaan yaitu jagalan ukhuwah islamiyah kita dengan siapapun, jangan sampai biarkan 'ukhuwah fi dinul Islam' menjadi persekutuan semata dalam batas dunia seperti 'mereka'.

~Keep Istiqomah Full Barakah~

*janganbiarkanpemurtadanmerajaleladikampuskita*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

The Pure Love