Pengertian dan Manfaat Halaqah

..Bissmillahirrahmanirrahim..


"Halaqah adalah kelompok pengajian Islam dengan jumlah anggota terbatas"(biasanya tidak lebih dari 12 orang) (Satria, 2006). 

           Dari definisi di atas halaqah berfungsi untuk mengkaji Islam. Setiap muslim di wajibkan menuntut ilmu termasuk ilmu Islam dan halaqah adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari Islam. Karena dilakukan secara rutin dan jumlah pesertanya terbatas sehingga harapannya peserta dapat memahami materi yang disampaikan dengan mudah, selain itu peserta juga bisa lebih aktif. Sehingga banyak yang menyebut bahwa halaqah adalah sebuah kebutuhan asasi perlu diprioritaskan.


              Halaqah juga berguna untuk menguatkan keimanan peserta. Keimanan seseorang adakalanya turun dan juga kadang naik. Oleh karena itu kita harus berusaha menjaga keimanan kita agar senantiasa tetap dan semakin bertambah. Di dalam halaqah setiap peserta dapat saling mengingatkan dan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan begitu muncul motivasi eksternal yang akan mendorong untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Kebanyakan orang akan terpengaruh pada lingkungannya. Dengan lingkungan yang baik maka bisa mempengaruhi orang untuk menjadi baik. Dengan forum halaqah, peserta juga bisa mengembangkan diri dalam banyak hal, misalnya managemen diri, komunikasi, berlatih percaya diri, berargumentasi, kepemimpinan, dll. Sehingga dengan mengikuti halaqah seseorang tidak hanya meningkat dalam hal ruhiyah saja tetapi juga menjadi manusia yang berkualitas.

               Bagi seorang pemandu halaqah (murobbi), halaqah juga sangat penting. Karena setiap orang mempunyai kewajiban untuk berdakwah, dan halaqah adalah salah satu cara berdakwah yang efektif. Walaupun berdakwah bisa dengan banyak cara. Dengan membina (menjadi murobbi) maka ada motivasi untuk menjadi lebih baik dalam hal agamanya dan juga motivasi untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya karena pada hakekatnya membina tidak hanya memberikan materi kepada peserta tetapi juga menjadi teladan yang baik, memberi materi juga merupakan nasehat untuk diri sendiri. 

               Karena pentingnya halaqah, seperti diuraikan di atas maka diperlukan usaha-usaha agar halaqah dapat berjalan dengan lancar, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Halaqah harus berjalan dengan rutin, dengan peserta yang tetap, materi tersampaikan sehingga dengan halaqah akan melahirkan insan-insan yang akan menjadi penerus dakwah. Usaha-usaha tersebut dilakukan juga karena halaqah berjalan bukan tanpa halangan dan kendala. Tetapi banyak masalah yang perlu dihadapi di dalam pelaksanaan halaqah. 

               Masalah itu bisa dari faktor peserta, murobbi maupun dari waktu pelaksanaan. Misalnya keadaan peserta yang heterogen dari segi tingkat pemahaman terhadap Islam, tingkat pendidikan, usia, maupun tempat tinggal atau asal. Yang paling penting adalah perbedaan tingkat pemahaman terhadap Islam. Sebagai murobbi harus bersikap adil kepada perserta. Maksudnya semua peserta mendapatkan materi yang sesuai dengan keadaannya. Murobbi tidak boleh menonjolkan salah satu peserta. Masalah juga dapat timbul karena suasana halaqah yang membosankan. Sehingga menyebabkan peserta mengantuk atau bahkan menjadi malas untuk hadir. Sebagai murobbi, kita bertanggung jawab untuk membuat suasana menyenangkan tetapi masih sesuai syar’i dan materi tetap tersampaikan. 

               Murobbi harus lebih kreatif dalam membawakan acara halaqah. Bisa juga dengan diselingi game atau sesekali mengajak peserta rihlah, mabit, atau silaturahmi ketempat salah satu peserta.Menciptakan suasana nyaman saat halaqah bisa dilakukan dengan hal-hal yang sederkana misalnya tersenyum dan bersikap ramah kepada peserta. Tidak bersikap menggurui dan penyampaian materi dilakukan dengan dua arah akan membuat peserta menjadi lebih leluasa dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapat. Harus ada rasa saling percaya antara murobbi dengan peserta. Dengan rasa percaya itu akan tumbuh ketaatan. 

                Di dalam halaqah antar peserta dan dengan murobbi juga harus saling mengenal. Tidak hanya kenal nama dan asal tetapi juga mengenal sifat-sifatnya dan hal-hal lain seperti hal-hal yang disukai maupun yang tidak disukai sehingga dalam berinteraksi akan lebih enak dan tidak perlu takut untuk menyakiti hati orang lain.

By: Tedo Haris Candra
Sumber: Puji Lestari dlm Grup "Urgensi Halaqah dan Dinamika Kepemanduan"
Sesi: Review database

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Resensi buku "Membentuk Karakter Cara Islam"

Essential of Love