Ria dan Prasangka

Bismillahirrahmanirrahim..

Syukur alhamdulillah, sore ini ketika saya dan ibu sedang mengepack undangan. Kami berdua mendengarkan kajian di radio MQ FM tentang ria.

Ria adalah adik kandung Sombong namun sebenarnya jauh lebih berbahaya karena sifatnya yang begitu halus, seolah hanya dosa kecil padahal mengandung benih-benih kehancuran bagi setiap amal.

Ria adalah keinginan manusia untuk beribadah atau beramal karena dilihat manusia. Jadi dalam hati manusia yang ria, dirinya ingin agar orang lain kagum terhadap dirinya, terhadap amal-amal yang dilakukannya agar disebut sebagai orang shaleh, orang cerdas, orang dermawan, dll.

Padahal sejatinya, baik ibadah serta amal-amal lainnya semata-mata untuk mendapatkan ridho' Allah karena hanya Ialah Maha Pemberi, Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Kajian MQFM tsb menjelaskan tentang hadist riwayat Ahad dan riwayat-riwayat lainnya bahwa Allah akan menyuruh mereka, orang yang ria untuk meminta balasan amal dari orang yang ia tunjukkan amal-amalnya. Nauzubillahimindzalik. Dalam hadist tersebut disebutnya bahkan sesungguhnya tidak akan mendapat apa-apa perilaku ria dalam niat dan menjalankan ibadah, karena hanya akan merusak dan menghancurkannya. Innalillahi.

Pelaku ria juha disebut sebagai orang yang kufur dan keji, karena ia telah mendustakan bahwa hanya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, termasuk memberi rahmat dan musibah. Jadi sebagai manusia kita sama sekali tidak berhak menyentuh sedikitpun wilayah kepemilikan Allah yaitu sombong (pakaian Allah), yang termask kedalamnya ria.

Alhamdulillah saya mengetahui informasi ini dan begitu bergetar ketakutan dan sedih, karena entah sudah berapa amal yang saya lakukan dengan terselip ria dalam hati, secara sadar atau pun tidak sadar. Innalillahi wa inna ilahirajiun.

Semoga Allah membuka pintu maafNya seluas-luasnya, aamiin.

Begitu pun terkait prasangka. Kemarin saya membaca quotes,

"Tidak akan mendapat kebenaran sesuatu yang berasal dari prasangka"

Akhirnya saya sadari, bahwa prasangka itu terselip suuzon kepada Allah dan sifat syetan yaitu mencari keburukan untuk menyimpulkan sesuatu. Perbuatan yang buruk karena jika salah langkah, maka prasangka ini bisa saja seolah-olah menjadi fakta karena terlalu sering diperbincangkan. Nauzubillahimindzalik.

Prasangka, seringkali kita dengar dan bisa terjerumus dalam dosa besar yaitu ghibah atau fitnah. Maka berhati-hatilah dengan prasangka karena perilaku ini begitu lekap erat dengan dosa selanjutnya yang harus kita hindaro sejauh mungkin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unintentional Supply

Essential of Love

Nasihat Rasulullah Kepada Fatimah