Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Dunia Digenggamannya

Bismillah.. Hari ini seolah tersadarkan kembali tentang makna dakwah dan kasih sayang Rasulullah SAW Betapa beliau begitu amanah dan begitu mencintai kita sebagai umatnya sebagai hamba Allah yang penuh dengan kealfaan dan terbutakan karena gemerlapnya dunia Betapa rindu hati ini bertemu dengannya Hamba yang bercahaya karena kemuliaan Utusan Allah yang agung karena ahlaq mulianya Ya Rasul, ku rindu dirimu Ingin kukecup tanganmu Ingin kupandangi kemuliaan yang terpancar diwajahmu Ingin pula kudapatkan seluruh ilmu dan kemuliaanmu Ingin ku bersama denganmu diakhirat kelak Ya Allah, kabulkanlah do'aku.. Lagu 'tanda cinta' Rasul kepada ummatnya: Andai matahari di tangan kananku Takkan mampu mengubah yakinku Terpatri dan takkan terbeli dalam lubuk hati Bilakah rembulan di tangan kiriku Takkan sanggup mengganti imanku Jiwa dan raga ini apapun adanya Andaikan seribu siksaan terus melambai-lambaikan derita yang mendalam Seujung rambut pun aku takkan bimbang jalan ini yang kutemp

Keluarga Syurgawi

Bismillahirrahmanirrahim.. Kali ini tentang ikatan pria dan wanita Tema yang tiada pernah berakhir untuk diperbincangkan Tema yang selalu menarik untuk dibahas Tema yang sering menjadi diskusi panjang tanpa akhir Ini hanya tentang opini pribadi.. Pria dan wanita.. Keduanya merupakan ciptaan Illahi Memiliki hak dan kewajiban sebagai hamba Memiliki tingkat tanggung jawab yang hampir sebanding Hubungan pria dan wanita telah dituliskan jelas Dijelaskan ringkas secara baik Secara jelas, adil dalam islam ini Keduanya memiliki perlindungan yang sama dihadapan Allah Tapi tidak sama pada masing-masing kewajibannya Pria lebih besar tanggungannya dibandingkan wanita Pria menanggung kewajiban-kewajiban mulia Terhadap ibunya, istrinya, saudaranya, putra putrinya juga kepada ummat Sebelum menikah tanggung jawab wanita ada pada orang tuanya Dan setelah menikah jatuh pada suaminya yang utama Seorang pria yang belum menikah tentu juga punya tanggung Tanggungan untuk menjaga

Tentang Ammah

Bismillah.. Mari kita bicara tentang pola berfikir Kerucutkan kembali menjadi cara pandang Lalu spesifik menjadi pengertian cara pandang Hingga kini belum saya mengerti Mengapa bisa 'buah yang belum matang', dipaksakan untuk dipanen Seorang yang belum faham hingga keberbagai aspek Dipaksakan untuk menjalani dan bergerak dalam lingkaran yang putarannya sangat cepat yang menuntut hampir semua diri kita Tidak bisakan menjalankan pola sederhana? Pola pembinaan yang lebih mumpuni Memanennya ketika 'buah' sudah benar-benar matang? Khawatir ketika belum mencapai pemahaman sesuai Hanya akan membuatnya terbebani Dengan sesuatu yang seharusnya tidak memberi beban Dengan amanah yang seharusnya memberi jiwa kesungguhan Bukan dengan paksaan dan bukan pula dengan tekanan Karena kita punya kesantunan, kelembutan hati serta ketajaman berfikir Bijakkah jika memilih jalan pintas yang ringkas untuk jawabannya Lebih bijak dan ahsan dengan memahamkannya dahulu

Keajaiban Silaturahmi

Pada mulanya mungkin hanya sekedar kenal saja Tanpa kesan atau apapun yang bersisa Tapi jika telah mengenal Lalu kondisi yang mendorong harus saling mengenal Tentu lah harus dilakukan Mungkin tidak mudah tapi bisa dilakukan Jika mau sedikit memberi celah hati untuk 'menerima' sebelum 'memberi' Pertemuan itu adalah keajaiban Maka pandanglah dengan pikiran ajaib Dengan terbuka dan kasih sayang Kasih sayang ini sederhana Rasa yang muncul ketika bertemu Siapa saja yang bersedia memahami Juga memberi Kepada siapapun, kapan pun Asalkan ada keinginan untuk itu Maka pasti bisa dilakukan Allah pun senantiasa ingatkan Untuk memperpanjang silaturahmi Dengan siapapun, dengan cara yang baik Keajaiban dari 'mengenal' Jauh lebih berharga dan berkesan Dibandingkan mendapat sebuah penghargaan Silaturahmi dengan orang baru Menjadikan hidup lebih berwarna Biarpun diantara semua warna pasti ada warna hitam Tapi warna lain bisa menjadikan hitam menj

My Dream

Bismillah.. Bermimpi, sesuatu yang selalu terkesan indah, penuh imajinasi dan harapan yang luar biasa tinggi. Bermimpi itu bebas tidak berbatas dan tidak terikat apapun. Maka kini aku akan bermimpi, mimpi-mimpiku yang kuwujudkan dalam hidupku.. 1.Belajar diving dan menyelam di laut Lombok dan di tepi pantai Kalimantan yang indah 2.Meneruskan pendidikan strata 2 dalam bidang ilmu yang masih berkaitan dengan Teknologi Industri Pangan. 3.Menjadi wirausahawati yang memiliki usaha mandiri dengan visi mendorong berkembangnya ekonomi bangsa. 4.Memiliki keluarga yang hangat dengan kasih sayang, tegas dengan penerapan syari’at dan berahlaq baik. 5.Mampu berbahasa Inggris dengan fasih dan memenuhi kompetensi untuk pendidikan di strata 2. 6.Membuat sebuah lembaga khusus yang peduli terhadap pengelolaan dan pengolahan pangan serta keberlangsungannya. 7.Menjadi hafidzah Al-Qur’an yang istiqomah dalam menjaga hafalan dan meningkatkan pemahaman terhadap ayat-ayat suci Allah SWT.

Embun

"Dalam keterbatasan-keterbatasan kita, bercita-cita tinggilah, kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri, tunjukkanlah konstribusi-konstribusi nyatamu dimanapun kau menginjak belahan bumi Allah. Karena disetiap jengkal tanah yang kau tapaki, selalu ada pertolongan Allah swt"(AndNick) "Suatu saat mungkin rongga-rongga hati kita terasa sesak oleh kehidupan. Barangkali jiwa kita merasakan bosan pada gersangnya keadaan dam kita didera suasana yang memunculkan kesedihan. Dia-lah yang menegarkan jiwa dikala terhempas duka, menguatkan hati letika tersakiti, yangmembuat kaki tegak berdiri tuk halau rintangan yang terus menghampiri. Semoga kita senantiasa dalam lindunganNya, amin." (HandNi)

Profesi dan Rasa Syukur

Alhamdulillah wa syukurillah... Allah senantiasa memberikan berkah yang tiada terkira, yang tiada kita sadari dan syukuri akan keberadaannya. Renungan ringan, di angra (angkutan gratis unpad) tentang profesi. Saya sadar bahwa profesi di bidang teknologi pangan itu bukan profesi yang mengedepankan eksistensi atau kebangaan yang sangat, tidak pula menimbulkan pengharapan yang luar biasa seperti profesi-profesi lainnya. Profesi ini lebih bersifat 'dibalik layak', kerja-kerja kita hampir tidak pernah dilirik sama sekali oleh konsumen (objek yang mengkonsumsi produk), tapi apa dengan tidak adanya kebanggaan luar biasa lalu disepelekan begitu saja? Mungkin sering kita dengan kebanggaan yang luar biasa fresh graduate bidang kesehatan atau teknik, bukan pangan. Padahal bisa dibilang, jika tidak ada ahli teknologi pangan maka makanan sehari-hari pun hanya itu-itu saja, tidak ada variasi atau cita rasa baru yang lebih menggugah selera, praktis dan awet. Mungkin hanya ada raw food

Rohani Islam itu...

Bismillah.. Mhm... berita ga selalu benar adanya, berita di dominasi oleh orang yang menekuni bidang komunikasi, bukan agama. Tapi apa alasan itu bisa dijadikan sanggahan terhadap celotehan bahwa 'rohis sarang teroris' Dengernya aja miris, bener ga? Bayangin aja, akang teteh shalih shalihah yang bahkan ga pernah berharap sama sekali untuk disorot media, tiba-tiba muncul ke media karena dugaan asal yang menyebutkan bahwa mereka teroris. Ga masuk akal.. Rohani islam atau sering disebut rohis, tempat dlu nemu keluarga baru di sekolah, rumah kedua tempat kumpul bareng temen-temen shaleh dan baik-baik, juga tempat nemu banyaaaakkk hidayah-hidayah yang seseorang jadi ikutan shaleh karena aura keikhlasannya. Bahkan orang tua pun sangat bersyukur putra-putrinya berada di lingkungan kondisif di ekstrakulikuler Rohis ini. Orang tua mana yang ga berharap kalo putra-putrinya bisa jadi shaleh-shalehah, penurut dan taat pada orang tua? Apa aspek ini belum dikaji lebih l

Taubat

Ini.. Ketika sadar maka ingin sekali menggenggamnya dengan erat Ketika tidak maka terlepas begitu saja tanpa mencoba untuk menggenggamnya Saat datangnya cahaya, seolah mencari kegelapan untuk tetap merasa seolah-olah tenang Saat tiada sedikit pun cahaya, dengan susah payah mencari-carinya Embun yang berada di hati kering oleh segala tingkat laku tak bernyawa Tak setetes pun pelega dahaga yang tersisa Pada akhirnya kembali hina di jurang keburukan Keburukan yang hampir tidak terasa pahitnya, hitamnya   Apa itu.. Kebimbimbangan yang membawa dampak kotor Mencemari segumpal daging dan seisinya Mencemari kolam pemberi arti Membutaka mata dari cahaya Mengotori tempat yang telah lama hitam Menjadi semakin hitam dan hina Pantaskah.. Beraninya ia mencari kembali cahaya Menggali kembali sepercik embun baginya Mencari celah sempit diantara kegelapan Menunggu datangnya uluran tangan Tetap mengharap segudang manfaat Padahal tak sedikit pun manfaat yang ia makan Tak sedik

Seputar Tugas Akhir

Tugas akhir alias Skripsi… Biasanya sering bkin galau/bingung, baik diawal pada prosesnya atau diakhir. Yang saya alami, rasakan dan terima adalah semua ini merupakan PROSES dan proses itu sudah selayaknya dijalankan hingga mencapai tujuan akhir yaitu WISUDA ^^ Terbayang rasanya saat ketika wisuda itu… (menghayal biar semangat~~) Pakaian rapi bukan karena model atau rancangannya, tapi karena digunakan oleh seorang sarjana muda yang telah menyelesaikan seluruh amanah akademiknya sebagai mahasiswa dengan baik. Tawa bahagia terpancar dari semua orang yang hadir disana, baik sang wisudawan/wisudawati juga dari segenap keluarga yang hadir ketika hari wisuda itu. Seolah mati rasa, walaupun lelah, bosan, kantuk menghadang karena menunggu berjam-jam di GRAHA SANUSI HARDJADINATA mendengarkan sambutan-sambutan. Tapi hanya rasa bahagia, puas dan rasa syukur kepada Allah atas rahmat dan pertolonganNya hingga tiba hari kelulusan :) Jika banyak orang mengatakan bahwa faktor X

Perbaharui Niat

Bismillah. Kembali mereview ulang, ttg niat.. Rasulullah -shallallahu alaihi wa ala alihi wasallam- bersabda: إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ  لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ “Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan , maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”. Rasulullah sebagai suri tauladan yang terbaik, senantiasa mengingatkan kembali untuk memperbaharui niat ketika beraktivitas atau beramal, baik diawal, prosesnya dan juga diakhir. Karena apa yang terjadi t

Media Informasi

Gambar
Indonesia bebas akan informasi. media televisi, website dan surat kabar mudah didapatkan tapi apa yang jadi masalah? informasi menjadi bias kebenarannya. terlebih kini benar-benar digunakan untuk segudang kepentingan. jadi bagaimana sebenarnya agar informasi manfaat jika kenyataannya pun palsu. disampaikan dengan bahasa lugas yang rancu. penuh tipu daya, tiada kejujuran di dalamnya. diliputi berbagai kepentingan. politik, agama, pasar dagang dan pengaruh eksternal. entah apa lagi yang akan hadir sebagai ‘informasi’ palsu yang akan merasuki benak-benak anak bangsa. mencondongkan pola pikirnya kearah yang tak terduga tapi tentu, ketika muncul keburukan, maka kebaikan-kebaikan lainnya akan bermunculan. ‘sudah mendung tanda hujan akan turun’

Sadarilah..

Sadarilah betapa rendahnya diri dengan segala kealfaan, dari ketidakfahaman hakikat dari ketidakbijakan sikap, dari luapan emosi, dari idealisme pribadi, dari kebimbingan prinsip, dari sempitnya pemikiran dan dari akibat dari kesalahan yang diperbuat Jadi apa lagi yang patut dibanggakan? masih mengharap pujian dan sanjungan? Sadarilah betapa masih banyak hal dalam diri yang mesti segera dibenahi, sebelum menjadi kebiasaan dan mengerak dalam karakter pribadi. Masih banyak koreksi diri yang perlu dikaji ulang akan kelayakannya. Jadi mengapa bisa-bisanya hidup bersantai saja? Atau bahkan telah menjadi karakter dalam diri? Sadarilah betapa sempitnya waktu hidup didunia, hanya berkisar 60 tahun saja. Waktu-waktu produktif pun sering dibuang percuma dengan perdebatan tanpa arah tujuan, pertengkaran antar saudara seperjuangan dan proses pembuangan waktu dengan percuma, sering sekali dirutinkan. Jadi masih mampukan mengkritik dan mengurusi ke

Pengorbanan

Gambar
Bismillah. Sebuah nasihat berharga dari seorang sahabat, “Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik” Kalimat yang menyadarkan betapa pengorbanan begitu berharga, betapa dengannya muncul semangat semangat yang lebih, kekuatan yang kokoh, harapan yang luar biasa, keikhlasan yang kian meningkat dan keajaiban lainnya. Pengorbanan ini bukan sekedar berkorban, pengorbanan yang dilandasi iman dan ikhlas karena Allah, cukup karena Allah bukan yang lain, sedikitpun apapun siapapun. Pengorbanan dengan niat sungguh-sungguh karena Allah menjadi sangat indah, sangat kuat maknanya. Lelah terluka tidak lagi menjadi derita, baginya ini merupakan sebuah anugrah yang teramat mulia. Bukan sebuah hal biasa, dilakukan dengan keteguhan hati sekeras baja, semangat pantang mundur yang terus meluap-luap. Sungguh indah, karena Allah kesulitan menjadi berkah, masalah menjadi semangat pantang henti. Semakin besar pengorb